- - - - . - - | Facebook | Twitter | GPlus |

Somun ( 소문 ) Part 1



Fanfiction : Somun ( 소문 )

"Budayakan setelah dan sebelum membaca klik SHARE/Bagikan, Arraseo? Gomawoyo"

Author : Ayuna Kusuma

Genre : ---

Maincast :
Leo (VIXX)
Da Yeon ( You)

Series 1 :


Semenjak kedatangan seorang pria misterius ke apartementku, suasana lingkungan tempat tinggalku menjadi sedikit kelam, beberapa tetangga mencurigai pria itu, jangan-jangan dia salah satu sindikat penjual narkoba, atau jangan-jangan dia salah satu anggota dari mafia yang sekarang banyak di cari polisi, karena kasus pembunuhan beruntun yang berhubungan dengan pejabat negara.

Terang saja para tetangga mencurigai pria itu, dari pertama kali masuk apartement yang ia sewa, yang letaknya tepat di sebelah apartementku, ia sama sekali tak pernah muncul.

Pernah satu kali, aku terpaksa pulang larut karena ada liputan khusus di daerah Bundang, dan baru kali itu aku melihat sosok pria misterius masuk ke dalam apartementnya dengan membawa karung besar yang terlilit garis polisi.

Aku mulai khawatir dengan keadaan lingkungan apartementku yang sekarang begitu mencekam, beberapa hari yang lalu anjing milik Hyorin dan Haru kedua tetangga yang tinggal di lantai 7, dikabarkan hilang. Sebelum mengetahui kabar itu. Malamnya sayup-sayup terdengar rintihan anjing, lalu hilang seketika.

Karena permintaan pemilik apartement dan penyewa juga pengurus komunitas penghuni, Aku terpaksa mengetuk pintu apartement pria itu.

Semenit yang lalu kuketuk, tapi tak ada jawaban sama sekali. Apakah harus kuulangi lagi? bagaimana kalau pria itu marah lalu melakukan tindak kriminalitas yang tak pernah kusangka sebelumnya. Tapi kalau aku tidak berusaha, orang-orang yang bersembunyi di balik dinding yang mengawasiku sekarang ini, akan kecewa berat.

Baiklah kuketuk sekali lagi, pintunya.

DOK DOK DOK..

"Ahjusii...tolong buka pintunya...." Hening tak ada jawaban satu suarapun.

"AHJUSSI!!! KAU MAU AKU MENUNGGU BERAPA LAMA LAGI HAH!! ADA SURAT UNTUKMU!!!" Bentakku, kulihat jarum jam di handphoneku. Sudah pukul 6 Sore, Hongbin pasti sedang menungguku di kantor redaksi.

"AHJUSSI!!!!!!" Teriakku, terlalu sebal akhirnya kutendang saja pintu apartement pria aneh itu.

BRAKKK! BRAKK!!

Dua kali kutendang, akhirnya pria itu membukakan pintunya. Di dalam aparrtementnya begitu gelap, ia sengaja tak menyalakan lampunya, mungkin tak ingin siapapun melihat apa yang ia lakukan didalam apartementnya. Masalah ini mengingatkan aku tentang cerita Haru, saat ia pulang sekolah, ia melihat pria yang tinggal di samping apartementku, menjemur pakaian wanita yang serba merah, dan menggantung wig di sebelah pakaian wanita yang ia jemur.

"HEI!! Mana surat untukku!!" bentak pria itu, matanya yang coklat menatapku tajam, rambutnya yang berantakan, baunya yang busuk membuatku sedikit ketakutan.
"MANA SURATKU!!!" Pria itu dengan kasar merebut satu paket surat yang kugenggam. "Jangan pernah mengetuk pintuku lagi! Kalau ada surat buang saja di bawah pintuku! Atau kau buang di tempat sampah!" Pria itu mendorongku dan hendak menutup pintunya, tapi kakiku masih bisa mengganjalnya.

"Ahss... Jjamkanman... Aku juga ingin mengatakan sesuatu mengenai tetangga-tetanggaku yang terganggu karena kau... bisakah aku masuk sebentar?" kataku sambil beradu kekuatan dengan tangannya, kekuatannya begitu besar hingga kakiku dan lenganku yang menahan pintunya, terasa begitu panas.

"Tak ada yang bisa kita bicarakan... KELUAR! Atau kupatahkan lenganmu!" ancam pria itu sambil menghentakkan pintunya, hingga lenganku begitu sakit merasakannya.

Dan tak kusangka ia begitu kasar, dengan sepatu boot ia menendang perutku, hingga aku tersungkur ke belakang, dan ia menutup pintunya.

"YAAAAAAA!!!!!!! SEKKIYAAA!!" teriakku mencoba mengimbangi rasa sakitku, darah menetes di perutku, kaosku sedikit robek, dan cepat-cepat kusembunyikan lukaku. Tak ingin Haru dan tetangga yang lainnya menjadi lebih khawatir.

Aku yakin, ia tak akan ingin membuka pintunya lagi, atau ia akan pindah ke apartement lain, yang menurutnya begitu aman. DAN aku sangat yakin, ia sedang menyembunyikan sesuatu yang akan mengancam keselematannya. Hingga ia harus berdiam diri di dalam apartement dan mematikan semua lampunya.

"KAK!! Kau tak apa!!" Haru dan beberapa penghuni apartement lainnya berlari mendekatiku. Menolongku bangkit dan menuntunku ke tempat menjauh dari apartement pria itu.

"Tidak apa... Halabeoji... ada yang aneh dengan pria itu... tapi jangan khawatir... ia tak akan bertindak macam-macam... hubungi aku kalau ada yang tidak beres di sini... Arraseo... Haru... Anjingmu mungkin ada orang yang mengambilnya... Tapi aku akan mencoba membantumu mencarikannya..."

"Dayeon... maaf merepotkanmu... kalau bukan kau siapa lagi yang berani...? Lagipula kau pernah bertugas sebagai anggota kepolisian... maafkan aku... nanti malam Haru akan kusuruh memasakkanmu lagi..." kata Halabeoji seakan-akan aku telah melakukan hal yang tak bisa dilakukan oleh siapapun.

"Halabeoji sudahlah... Haru... Jaga kakekmu Arraseo... Kalian semuanya... jangan membuka pintu kalau ada orang asing mengetuk pintu kalian... Okey...!! Aku akan berangkat...Annyeong...." Kataku sambil berlari ke lift, meninggalkan tetanggaku yang melambaikan tangannya ke arahku, seakan aku akan pergi jauh dan lama akan kembali.

Di dalam lift, kubuka kaosku, dan bisa kulihat ada bekas goresan benda tajam yang menyilang begitu lebar. tapi lukanya tak begitu dalam. Aku bisa menebak kalau sepatu boot yang dipakai pria brengsek itu terdapat pisau yang biasa digunakan koboi western dalam berkelahi.

Masih kuingat wajah menakutkan pria brengsek dan baunya yang busuk, ah... apakah ia orang gila yang kabur dari rumah sakit?. Tapi mengapa ia mendapat banyak surat?.

Aku tak bodoh, sebelum kuserahkan surat-surat untuk pria itu, aku mengambil satu surat yang menurutku menarik untuk dibaca.

Buat : Leo
527 Dogok-dong
Gangnam-gu, Seoul

Dari 999XX999
541 Suyeong-dong
Suyeong-gu, Busan

Kubuka amplop yang berwarna hitam dan bertuliskan tinta perak. Amplop itu hanya berisi sebuah kartu nama dan peta yang penuh petunjuk jalan. Aku semakin yakin, ada yang tidak beres dengan pria yang tinggal di sebelahku, mungkinkah ia pembunuh bayaran? atau?

To be continue

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler