Fanfiction Lover Boy Part 10 Series

Author : Ayuna Kusuma (Yun)

in my web : http://ayuna.ok-rek.com/2013/04/fanfiction-lover-boy-part-6-series.html

Genre : Romance. Parody. Sadly

maincast :
Woohyun : Woohyun INFINITE
Gadis Cantik dan Bodoh/ Nae Mi : Minah Girl's Day


“Oppa… ayo makan ramyunnya” kata Naemi, dia membelakangi diriku karena harus melepas maskernya, akupun mulai memakan ramyun, menurutku makanan ini belum terjamin higienis atau tidak, karena produksi mie nya saja di tempat yang belum tentu bersih. Kumakan satu, dua , dan tiga sendok setelah itu aku berikan pada Naemi.

“Hey, makan punyaku juga” Naemi berbalik dan mengambil mangkuk ramyunku, aku ingin sekali mentertawakannya, wajahnya yang cantik itu tertutup bekas-bekas saus ramyun.

“Ohh.. oppa masih banyak kau tak mau?”
“Anni… aku masih kenyang”
“Ah… okey aku makan” Saat dia berbalik lagi aku segera keluar ke mini market sebelah, sebelum Naemi menyadari aku tak ada di sampingnya

Masker Pororo yang dia pakai sudah sangat bau, aku tak ingin membuat wajah cantiknya terinfeksi air liurnya sendiri. Di mini market aku membeli masker yang sama dan tissue kecantikan yang sangat disukai wanita, membersihkan semua kotoran sampai dasar kulit.
Saat kembali di stand Ramyun, Naemi masih memakan ramyun miliknya, tapi ada yang aneh, kenapa mangkuknya bertambah satu?.

“Hei Naemi, kau tambah lagi?”
“Humm…” jawabnya.
Inilah saatku membalas dendam hahahaha.
“Woah.. apa kau lapar sekali?”
“Humm lapar sekali” katanya sambil menggosok perutnya
“Aisshh… Ahjussi. Pesan 2 porsi lagi, Naemi ku masih lapar”
“Ye…” kata Ahjussi pemilik stand ramyun.

“Oh oh… aiish.. oppa apa yang kau lakukan, ? ini saja belum selesai kumakan”
“Tidak apa.. kau makan saja ya?”
“Aiissh… Jinjja ? Ahjussi…. Tidak jadi aku sudah makan 3 mangkuk, aku tak kuat lagi ahjussi”

“Tapi nona, aku sudah membuatkannya untukmu”
“Bungkus saja Ahjussi… Aissh… kau ini oppa, membuat masalah saja, tunggu sebentar disini aku ingin kebelakang” kata Naemi, wajahnya yang tampak marah padaku membuat jantungku kembali sakit.
“Oh…” Dia menabrak dadaku seperti orang yang marah. Kalau dia tak mau memakan 2 porsi pesanananku, rencana kedua harus kulakukan, aku tak akan biarkan dia bebas dari dendamku hahahaha.
Banyak orang yang melihatku kakiku yang telanjang karena Naemi. Aisssh.. aku malu sekali kalau mengingat itu.

Naemi masih di kamar mandi, entah apa yang ia lakukan. Kutambahkan satu bungkus saus pedas dan cabai kering di kedua mangkuk ramyunnya.

“Oppa… Apakah aku sudah cantik?” Tanya Naemi sambil memamerkan wajahnya padaku,
“Jangan pamerkan padaku, tutup mukamu dengan ini kalau kau sudah selesai makan”

“Okey…” Naemi duduk didepanku dan memakan semua ramyun
yang ada dimangkuk, Dia tak peduli rasanya pedas atau tidak, Naemi menikmati sambal yang telah kuberikan. Satu mangkuk habis. Bibirnya mulai memerah karena menahan pedas hahahaa.. jantungku memang sakit melihat wajahnya.
“Ah… Appalli.. palli… habiskan semuanya”

“hum… kau juga harus makan ramyun mu tadi, ayo makan, aku tidak kuat lagi okey?” tawaran Naemi membuatku sangat takut
“Tidak, tadi kan sudah kuberikan padamu, kau yang harus memakannya”

“Ahhh… aku tidak kuat… hummm.. makan… apalli…” kata Naemi sambil membuka kan sumpit yang baru untukku. “Palli… makan… nanti aku beri kissue…”
“Aihss… aku sudah kenyang” kataku, kuah ramyun yang sudah kutambahkan sambal begitu banyak terlihat memerah seperti darah.

“Ahjussi…. Dia tidak mau memakan ramyunmu….. katanya tidak enak” Teriak Naemi pada pemilik stand
“Benarkah… Habiskan~!! Atau kau kuhajar, kau sudah memesan 2 mangkuk tapi tidak jadi, sekarang kau mengatakan tidak enak, apa kau mempermainkanku hah?” aku melihat pria itu marah denganku, ia bersiap-siap melempar mangkuk ramyunnya.

“Ahjussi… mianhae.. aku akan memakannya nanti”
“Sekarang, kau harus memakannya sekarang, aku mengawasimu” kata pria itu sambil menatapku.
AHHHHHHHH mengapa begini. Aku terpaksa memakan ramyun yang penuh racun. Mulutku terasa panas dan terbakar “Naemi… ambilkan air”

“Hum?? Enak kan? Pedas kan?”
“AIRRRRRR NAEMI Ambilkan untukku”
“Hummm sepertinya habis “ kata naemi sambil tersenyum padaku, wajahnya yang cantik itu membuatku lebih menderita.
“Ahjussi… aku minta air, atau soju, tolong lah aku” kataku sambil mendekati pria itu.

“Sepertinya habis, bentar aku akan ambilkan, mungkin 5 menit tunggulah sebentar” kata pria itu sambil berlari ke mini market.
“NAEMI~~~~!!! Ambilkan aku air~!!! Cepat~~~~!!” tenggorokanku sakit sekali terasa panas, dan tersiksa. Naemi terlihat mendekat padaku, pandanganku mulai kabur dan pusing.
“Ini, minumlah, jangan pernah lagi menambahkan cabai pada makananku, okey?”

“Ahh… Haissh…” Aku meminum air yang diberikan Naemi,
“Woaah… segar sekali...”
“oppa, Oppa, jangan pernah lagi melakukan itu okey?? Aku bisa kuat menahan panasnya cabai tapi kalau kau melakukan itu semua karena dendam padaku, aku membenci itu arra?”

“Mianhae… hajjiman… KAU SUDAH MEMPERMALUKANKU DIDEPAN UMUM, HAH~!!! Pernahkah kau berpikir tentang rasa Maluku???, ohh aigo… bagaimana bisa kau melepas celanaku di depan umum, dan mengganti celanaku disana hah???”
“Anggap saja itu tidak terjadi beres kan?”

“Ommo… bagaimana kalau ada orang yang merekam itu semua lalu menyebarkannya di youtube hah? Apa yang harus aku lakukan? Kalau stasiun televise mengetahui kalau itu woohyun hah? Bagaimana dengan pekerjaanku? HAH???”

“Oppa…”

“Kehidupanku bukan hanya untukmu saja Naemi, dan kehidupanmu bukan untukmu saja, jadi kau harus memperhatikan orang lain, apakah orang yang disampingmu itu nyaman dan tidak merasa dipermalukan, KAU HARUS PAHAM ITU”

“Oppa jangan marah padaku….” Naemi hampir menangis,

“Ini pakai ini, jangan menangis, bibirmu semakin merah, maafkan aku kalau melakukan kesalahan, tapi jangan buat aku membencimu dengan tingkah konyolmu itu ARRA?”
“Hei… ini airnya, “ kata prmilik stand ramyun

“TIDAK JADI~!! Minum saja sendiri, Ayo Naemi, kereta kita akan datang sebentar lagi”

Kamipun pergi dan meninggalkan uang 80.000 di menja kami, Ahjussi pemilik stand sepertinya sangat marah padaku, Karena tidak jadi memesan 2 mangkuk hahahaha. Ah biarkan saja, aku tidak akan kembali membeli ramyun disana lagi.

Aku menggenggam tangan Naemi, kami berjalan bersama, stasiun masih jauh didepan, kami memilih berjalan kaki untuk bisa mengenal lebih jauh.

“Naemi, bagaimana bibirmu? Apakah masih sakit? Hehehe” tanyaku, Naemi memeriksa bibirnya yang ditutup masker.
“Hmmm sudah tidak sakit hehehe… Oppa…”
“Hum?”
“Aku takut kalau kau marah dan berniat jahat padaku”
“Aku juga takut kalau kau mempermalukanku didepan umum lagi”
“Otthe… aku berjanji tak akan mempermalukanmu lagi, aku akan menjaga sikapku…”

“Jeongmal?”
“koseu..”
“Hummm.. kau memang Naemi yang baik” Aku memeluknya dan kami melajutkan perjalanan ke Pohang.
“Oppa… kau juga harus berjanji, jangan pernah dendam padaku, maafkan aku kalau aku melakukan kesalahan, arra?”
“Ye… Otthe..”
“jeongmal? “

“koseu, nae.. ma-eum..” Naemi tersenyum padaku
“Oppa… sepertinya kita ini… sangat beruntung ya?”
“Wae… ?”
“Bisa menikmati 2 hari yang menyenangkan, apakah kita akan masih seperti ini kalau sudah sampai di Pohang?”
“Hum… naneun balabnida…”
“salanghae oppa…”
“Salangheyo Naemi.. ayo duduk disana, kakiku sudah lelah”
“Hummm oppa…”

Kami duduk di trotoar, memandangi semua mobil yang lalu lalang, Naemi memberiku coklat papero, kami pun menikmati suasana jalan yang ramai, sesekali aku memandangi gadisku yang tertutup masker pororo. Ia semakin cantik kalau tak menampakkan kecantikannya.

“Oppa… ceritakan padaku tentang Yoona, aku ingin mendengarnya”
“Yoona?? Hmmm kau tak perlu tahu tentang dia”
“wae… aku tak akan marah denganmu, ceritakan saja, aku ingin sekali mendengarnya”

“Okey.. dia adalah wanita yang paling sempurna, pintar, cantik, istimewa, kami kenal pertama kali di sebuah seminar universitas, kami sama-sama menyukai fotografi, dan kami mulai bekerja sama setelah lulus kuliah, mulai saat itu kami menjadi sepasang kekasih, tapi selera Yoona sangat perfect, dia sering marah padaku, kalau aku melakukan kesalahan, dia sering sekali merendahkan diriku, karena selama waktu itu karya Yoona lebih dikenal daripada yang kuhasilkan”

“hmmm… dasar, lalu…”

“Terakhir kali, aku hanya menmukan surat undangan, pernikahan Yoona dengan seorang”
“Oooh oh… teganya dia… meninggalkan orang setampan oppa, sampai kapanpun aku tak mau meninggalkan Oppa..”

“hmm hehehe… kalau aku tak berpisah dengan Yoona, kalau aku tak memiliki penyakit aneh seperti ini, kalau aku tak ada rencana ke Pohang, bagaimana aku bisa bertemu dengan Naemi? Gadis gila dan aneh yang membuatku jatuh cinta”

“Humm huhuhu oppa… lihatlah… kau membuat wajahku memerah” Kata Naemi sambil membuka masker pororo.
“Oppa… aku mengaku, aku jatuh cinta pertama kali denganmu, saat kau duduk di gerbong yang sama denganku, kaosmu penuh dengan keringat, dan caramu bernafas, membuatku jatuh cinta padamu?”

“Mwooo… ahh.. kau memang aneh hehehe”
“Oppa… mengapa kau cinta padaku? Apakah karena aku cantik?”
“hmmmm… aku juga tidak tahu…”
“Ahh… oppa…. Aku ingin tahu… jippalli…”
“hmmm, mungkin karena kau terlalu parah menggangguku, membuat malu diriku, jadi dalam otakku ada sedikit yang error, lalu aku bisa mencintaimu hahahahaha”

“Ah……. Babo…”
“Hahaha… bukannya kau yang Babo?”
“Ah…. Oppa…….”

Tuhan, apakah kau mempertemukan aku dengan Naemi untuk menyembuhkan penyakitku?, walaupun dia begitu gila dan aneh, mengapa kau memberikan cinta dalam hatiku. Gadis cantik yang berjalan disebelahku, rupanya memiliki hati yang begitu cantik, penilaianku tentangnya, sedikit demi sedikit berubah.

Aku, entah mengapa begitu mencintainya, saat ini, mungkin juga nanti.

To Be Continue

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler