Fanfiction: NEW LIFE PART 11-12 Series
Fanfiction Korea, yang menurut semua pembaca saya Daebak, Fanfiction Infinite ini disukai semua orang, mari kita menyimak bersama-sama Fanfiction Romance ini sekarang :
Author : - Kusuma
Genre : Romance.
Maincast :
Hoya : Hoya Infinite
Shin Eunji : Lim Soo Jung
Part 11
Suasana pesta semakin meriah, tapi aku dan Hoya hanya bisa berdiam diri di bar, ia memesan dua jus untukku, Hoya melihat Hyorin disetiap kesempatan, aku yakin ia pasti masih punya rasa cinta untuk mantan istrinya.
Beberapa kali Hyorin diajak berdansa oleh pria lain, Berkali-kali pula Hoya menunjukkan tanduk setannya, hahaha. Ia terlihat marah,
“Tuan Hoya, maaf ini sudah larut malam, aku pulang saja ya? Besok aku akan bekerja denganmu lagi” Kataku mengingatkannya tentang waktu yang sudah meluncur begitu cepat.
“hmm… sebentar saja, kau denganku saja, ya.. please jangan pulang, aku akan malu dengannya nanti” Kata Hoya sambil menenangkanku dengan menepuk tanganku, tapi matanya tetap melihat Hyorin
“Aissh… Hoya… kalau kau ingin menari dengan gadis itu, minta saja dia menari denganmu, lalu kita pulang… aku sudah lelah sekali…”
Hoya berbalik menatapku, ekspresinya sangat aneh, ia seakan marah tapi menahannya.
“Kau kenapa??” tanyaku mencoba tak tahu apa-apa.
“Sssst… tetap disini denganku, aku akan membayar lemburmu 3 kali lipat”
“Waaaaaahahahahaha benarkah?” kataku tanpa suara, aku tak mau membuat pesta ini menjadi aneh karena teriakanku.
“Sssst…” Hoya menutup mulutku dengan tangannya. Aishh.. apa yang ia lakukan, tapi tidak apa , aku akan mendapatkan uang lembur 3 kali lipat, berarti aku mendapatkan 1.500.000 dalam satu malam. Hahahahaha.
“Ayo berdansa denganku” kata Hoya. Sambil menarikku ke tengah lantai dansa. Ia melingkarkan tangannya ke pinggangku. Memelukku begitu erat.
“Hoya…hei… aku tidak bisa” bisikku padanya, aku harus mengikuti perintahnya, dia adalah bossku dan aku tak mau Hoya dipermalukan oleh mantan istrinya yang seperti nenek sihir itu. Aku berbisik sambil bergaya seksi, kuletakkan tanganku menggantung di bahu Hoya. Aroma parfumnya memenuhi hidungku, hampir merasa sesak tapi aku bisa mengatasi semua itu.
Hoya diam saja, ia begitu pintar menggerakkan tubuhku, berdansa kekanan, kekiri, maju juga mundur. Tak terasa aku sudah berdansa dengannya, memeluknya begitu erat. Entah mengapa hal ini membuatku tak ingin berhenti. Sepertinya menyenangkan kalau dipeluk seseorang seperti ini.
Semua perasaan itu hilang, saat sekilas kulihat wajah Hyorin yang semakin menakutkan. Ia melihat kami berdua berdansa begitu larut dalam suasana. Hyorin melepaskan tangan dari pasangan dansanya.
“Matikan musiknya~!!! Pesta sudah selesai~~~!! Bubar kalian semua… Keluar dari restoranku~!!!” Hyorin berteriak-teriak dan mengusir semua orang yang sudah datang ke pestanya. Aku ingin sekali keluar, tapi Hoya semakin memelukku lebih erat, ia dengan lembut membisikkan “Diamlah… berdansalah denganku walau tanpa music”. Akupun tetap diam dan mengikuti semua gerakan Hoya. “Jangan tegang, tutup matamu, jangan melihat wanita itu” Bisik Hoya sekali lagi.
Kami pun masih berdansa, aku sesekali melirik Hyorin, ia menuju toilet sepertinya ia akan menangis, tapi Hyorin harus menyembunyikan semua itu. Setengah dari diriku, sedikit merasa kasihan pada Hyorin, ia harus menahan rasa cemburunya. Setengahnya lagi, aku bahagia karena bisa membuat wanita sombong itu sadar diri.
“Hoo.. ya… apakah kita akan terus berdansa, tidak ada orang lagi disini, hyorin pun sudah masuk ke toilet, apakah kita tidak pulang saja?”
“Sssst… tunggu sebentar… tunggulah Hyorin keluar dan meledak, aku ingin memberikan pelajaran padanya” Hoya menggeser tubuhku dan berbalik.
“Hey Kalian berdua~!!! Pestanya sudah selesai, Huh… dasar pemabuk, musiknya sudah mati tapi kalian tetap berdansa” Hyorin berteriak pada kami berdua.
Hoya masih tetap memelukku. ‘Nyalakan lagi musiknya, aku akan menyewa restoran ini semalaman, aku ingin berdansa dengan kekasihku, bagaimana menurutmu? Ide bagus kan?” Hoya menunjukkan mukanya yang super menyebalkan ke Hyorin.
“AH~~~~~~~~!!! Terserah kau sajalah” Hyorin berlari keluar, aku melihat dia masuk kedalam mobil, mulutnya yang tipis terus saja mengomel. Hahahaha. Rupanya Hoya berhasil membuatnya sebal.
“YEAAAAAAAAAH~~!!! Hahahaha…. Kita berhasil… Subok… kau memang hebat hahahaha” Hoya berteriak-teriak dan melompat-lompat tak beraturan.
“Namaku bukan Subok Tuan Hoya yang tampan…” kataku merasa sebal.
“Ah… maaf tapi aku hanya ingat dengan Subok. Hahahaha Subok… pulanglah… Sampai bertemu lagi besok pagi”
“Aiissh… mana uangku? Total 1.500.000”
“Mwooooooo??? Tapi aku hanya mengajakmu berdansa beberapa menit, kenapa semahal itu?”
“Kau bilang gaji ku 3 kali lipatnya. Bukankah itu 1.500.000 ???”
“Haiiishh… itu kalau sampai pagi~!!! Tidak aku tidak akan memberimu sebanyak itu subok. Bagaimana kalau kuantar kau pulang saja? Hum? Sebagai gantinya? Sekarang kan bus sudah tidak beroprasi lagi bagaimana?”
“Tidak… aku mau uang”
“Babo” Hoya memukul kepalaku.
“Euuuww.. sakit… huks”
“Dasar Subok Babo… kau tahu kalau kau membawa uang sebanyak itu, dan berjalan sampai rumah di tengah malam seperti ini, kau akan di rampok. Aisssh…”
“Uangku bagaimana?”
“Sekali-kali jangan pikirkan masalah uang. Bekerja sehari saja kau sudah menuntut uang sebanyak itu”
“Tapi ini sudah di luar waktu kerjaku. Ah……..” Hoya menarikku lagi. Ia melemparkan uang ke pengurus restoran. “Bilang pada Nyonya Hyorin kalau aku berdansa semalaman, kalau dia Tanya padamu. Okey?”
“Yes SIR” pekerja restoran itu pun hormat lagaknya pasukan muda di jalur perang.
“Hoya… kau bawa aku kemana?”
“Aku akan mengantarkanmu pulang”
“Lalu uangku?”
“Stop berpikir tentang uang okey? Aku akan memberikannya kalau aku sudah melihatmu masuk kedalam rumahmu”
“Yayyyyy”
“Subok pecinta uang Hahahahaha”
Kami berdua masuk ke dalam mobil. Aku masih memikirkan mengenai bossku yang satu ini, mengapa ia begitu bahagia kalau membuat mantannya menderita. Ah, aku tidak mau banyak berurusan dengan orang seperti Hoya. Kalau aku yang jadi mantan istrinya aku juga akan merasakan kecemburuan yang luar biasa, juga rasa marah yang tak terobati.
Hoya yang menyebalkan itu tiba-tiba menjadi pendiam sepanjang perjalanan menuju rumahku. Kulihat raut mukanya, dia letih dengan semua ini, kepalsuan-kepalsuan yang telah ia buat sendiri. Aku bisa merasakan itu.
“Hoya… kau tidak apa?”
“Hoh?”
“Hmm baiklah, tidak jadi”
“Subok… apa kau pernah merasakan di khianati seseorang?”
“Aku… tidak pernah punya kekasih hehehe, Hoya… jangan panggil aku Subok, panggil aku Eunji…”
“hahahahaha… aku tidak ingat namamu, aku hanya ingat su.. bok”
“hmmm… apa kau masih marah dengan mantan istrimu? Sepertinya kau sangat mencintainya, itulah yang membuatmu marah saat banyak pria mengajak Hyorin berdansa, iya kan? ayoo... jangan bohongi dirimu sendiri”
“SUBOK~!! Bisakah kau diam?”
“Okey… aku akan diam, tapi kau berikan uangku ya? Hihihihi”
To Be Continue
Part 12
Di depan rumah. Mobil Hoya berhenti,
“Keluar kau dari mobilku. Ini uangnya, besok aku tunggu kau di rumah, ingat pukul 5 pagi, jangan terlambat”
“Ye……. Ahjussi~!!” kataku sambil memberikan hormat padanya, tapi yang kuterima sungguh menyakitkan. Hoya melempar muka ku dengan jaket.
“jangan pernah memanggilku Ahjussi, atau kau akan mati ARRA??”
“Yee… ah… changkamman.. bagaimana dengan bajuku hah?” Tanyaku, aku baru sadar bajuku tertinggal di kamar mandi Hoya.
“Pakai jaket itu agar kau hangat, besok ambil bajumu di rumah” Kata Hoya. Mobilnya mulai menyala dan melaju begitu cepat, menghilang dari hadapanku.
Wuaaahahahaha.. Aku tak bisa percaya ini, baru saja aku berdansa dengan artis yang menyebalkan, baru saja aku mengetahui semua rahasia tentang Hoya. Huaaaaahahahaha. Aku tak mau membocorkan semua rahasia Bossku. Sonya tak boleh tahu semua tentang ini.
Aku masuk ke dalam rumah dengan hati-hati, saat kulihat di kamar Sonya, ia tak ada disana,
Ctak.. Lampu ruang utama menyala. Sonya yang memakai baju tidur Mr Hoya full printing duduk sambil memeluk blazer bekas tanda tangan Hoya tadi pagi. Aku tak sanggup melihat wajahnya yang campur aduk.
“Eunji… kemana saja kau dengan Hoya? Hmm?”
“Aku… aku hanya bekerja hehe… permisi aku harus mengganti baju, kau sudah makan Sonya/”
“Itu baju siapa yang kau pakai?” Tanya Sonya sambil mengawasi semua gerak gerikku.
“ah… ini… aku menyewanya hehehe”
“Untuk apa?”
“Aaaiisshh…” aku berlari mendekat ke Sonya. “Eonnie… seharian ini aku hanya bekerja okey… dan aku tidak boleh menyebarkan rahasia Boss ku, kau juga mengerti kan?... hum jadi jangan Tanya aku macam-macam ya? Aku pusing tidak bisa menjawabnya” Sonya yang ada didepanku tiba-tiba berteriak begitu keras
“EOMMA~~~~~~~~!! Mengapa aku tidak bisa jadi sekertaris HOYA~~~~!! Hoyaa huks huks” Sonya menangis sebisanya.
“Eonnie. Apa kau sudah makan?”
“Beluuum…. Eunji… buatkan aku Ramyun ya… aku sangat lapar…”
Sonya masih menangis, berguling-guling di sofa nya, dan menungguku memasakkan Ramyun untuknya. Kalau seperti ini terus, pekerjaanku akan membuat hubunganku dengan Sonya semakin buruk. Aku tak mau ia mencurigaiku yang bukan-bukan. Karena bekerja untuk biasnya.
“Ini ramyun nya, ini sosis daging sudah aku bakar, dan ini kimchinya, okey… makanlah Eonnie… maaf kau harus menungguku”
“hum… enak sekali Eun…kau kemana saja tadi dengan Hoya?” Tanya Sonya masih ingin tahu banyak tentang Hoya.
“Ssst… rahasia hehehe”
“AAAAh… Eunji…”
“Eonni.. aku besok atau lusa akan pindah, aku tidak mau merepotkanmu lagi”
“Aaaah… aku tidak setuju, nanti siapa yang akan memasakkan untukku? Apa kau takut kalau aku menanyakan tentang Hoya? Apa kau terganggu dengan itu?” Tanya Sonya sambil makan.
“Tidak… aku hanya ingin tinggal sendiri, dan tidak banyak berhutang budi denganmu, Eonnie… aku tidur dulu, besok aku kembali bekerja” kataku sambil masuk kedalam kamar.
“EUNJI~!!! Kau bekerja untuk berapa orang??”
“TIGA~!!!” jawabku.
“OMMO~~~!! KAU HEBAT~!!!”
Ku pejamkan mataku, besok aku akan bekerja untuk Hoya dan JP. Aku sudah tahu sedikit mengenai kehidupan Hoya, itu membuatku tak seberapa nerveous menghadapinya. Tapi JP, aku sama sekali tak mengenalnya, lalu bagaimana aku memperlakukannya?.
***
Tak mau terlambat masuk kerja, aku sengaja bangun jam 3 pagi, menyiapkan sarapan untuk Sonya dan melaju ke rumah Hoya dengan sepeda. Jam 4 pagi tak ada bus yang beroprasi, mereka baru muncul sekitar jam 6 pagi.
Pagi ini berangin, daun-daun kering menerpaku, wajahku jadi sedikit gatal karena banyak debu yang menempel. Ku kayuh sepedaku secepat mungkin, waktu tinggal 20 menit lagi, aku tidak boleh terlambat, atau aku akan kehilangan 20% gaji ku.
Sampai di rumah Hoya, pukul 5 kurang 5 menit. Kupencel bel berkali-kali, tapi tidak ada yang membuka kan pintu.
“HOYA~~~~~~!!! BUKA~~!! Ini aku EUNJI~~~!! BUKA SEKARANG~~!!” Aku berteriak di speaker dekat bel. Jangan sampai karena tidak ada yang membuka pintu aku jadi kehilangan 20% dari gaji pertamaku.
“YE~~~~~!!” Hoya membuka pintu dengan malas,
“SUBOK~!! Kau terlambat 1 menit, gajimu aku kurangi 20%” kata Hoya sambil mengosok-gosok matanya.
“Ini salahmu, kau terlambat membuka pintu untukku, aku jadi terlambat, kau tak adil huks…”
“Diam~!!. Catat kode ku 535397. Itu kode pintunya. Jangan sampai lupa, saat ini kumaafkan kau. Okey…”
“Ye…. Apa yang bisa kubantu sekarang?”
“Masakkan sesuatu untukku, huaaaammm aku akan mandi dulu” kata Hoya, ia berjalan seperti orang mabuk, menuju kamarnya yang luas. Rumahnya begitu sederhana, tidak ada hiasan patung bahkan lukisan, dindingnya hanya bercat putih bersih.
“Hei… apa kau tidak punya pembantu hah?”
“Tidak punya… aku tidak bisa mempercayai mereka, ah… aku ingat, aku pernah punya sekali, tapi dia memberikan berita tentangku kepada para paparazzi, jadi aku memecatnya. Subok… awas kalau kau membocorkan sesuatu tentangku. ARRA??” Kepalanya muncul dari kamarnya. Ia melihatku seperti seekor buaya yang mengancam mangsanya.
“Ye….. Ah.. Hmm Hoya”
“Subok, cepat sana… masak untukku, kalau tidak kita akan terlambat ke Busan”
“Ahh… kenapa aku harus memasak??”
“Kubayar kau 10.000 untuk masakanmu. Bagaimana?”
“Okkey… Siap Tuan Hoya” jawabku
“DASAR SUBOK” Teriak Hoya dari dalam kamar mandi.
Kupotong-potong fish cake dan menggorengnya dengan nasi, kimchi, stick crab dan rumput laut. Ah.. apakah dia akan menyukai masakanku yang asal ini. Sedikit ku beri garam, lada hitam, dan Siap dihidangkan.
“Hoyaaaaa…. Makananmu sudah matang…… cepat makan”
“Aishhh.. aku disampingmu, jangan berteriak seperti itu. tidak pantas, apa itu?” Hoya yang ternyata sedari tadi di sampingku, melihat hasil masakanku.
“hmmm aku tak tahu namanya hehehe. Makanlah.”
“hmmmm enak sekali baunya. Aku akan namakan Fried SUBOK HAHAHAHAHAHAHA”
“Aiiishh… Subok subok subok subok… apa kau suka sekali dengan subok? Aku buatkan kopi ya?”
“Okey Subok” Kata Hoya sambil memulai menyantap masakanku “WUAAAH… Subok… kau lezat sekali hahahaha”
“MWOOO???’
“Ah… maksudku… subok yang ini hehehehe” Kata Hoya sambil menunjuk masakanku
“Aiiishh… Hoya, kita akan ke Busan lagi?”
“huumm”
“Berarti aku tidak akan terlalu jauh kalau ke galeri JP. Hehehe”
“hmmm… aku akan menunggumu, kau pulang ke Seoul denganku saja”
“Wae??”
“Iya… nanti kalau kau bekerja di galeri JP, aku akan menunggumu, aku tidak tega melepas subokku di tempat pria yang mata keranjang seperti dia”
“MWOO??”
“Iya… Subokku… kita akan pulang bersama setelah kau bekerja untuk JP, aku masih memerlukanmu Subokku…, bantu aku lagi malam ini ya?”
Apa dia bilang? Subok ku? Apakah aku miliknya? AAAAAAAAAHSSS…
To Be Continue
Mohon dengan sangat LIKE + Comment + Share nya yaaaaaaa.... Jangan lupa Suggest teman-teman untuk like page ini