Fanfiction - Jeo-Ju - Part 3 - Series



Author : Ayuna Kusuma

Genre : Mystery, Romance, Action

Maincast :

Hyun Bin : Hyun
Taeyeon SNSD : Taeyeon
Jo Youngmin : Jo Youngmin
Jo Kwangmin : Jo Kwangmin
Ilhoon BTOB : Ilhoon

Location : Seoul, Korea


29 April 2013 07:24 Near Daedong Highschool 35 Gye-dong, Jongno-gu, Seoul

Banyak murid yang berjalan berkelompok menuju sekolah, ada yang berlari, ada yang memakai mobil, sepeda, bahkan skateboard, anak-anak perempuan sedang asyik berkumpul di lapangan upacara, mereka membuka majalah-majalah CECI yang terbaru, membicarakan tentang gossip yang sedang in saat ini.
Kehidupan sekolah di pagi hari yang lumrah terlihat di sekeliling
Daedong Highschool. Di gerbang sekolah yang belum tertutup, ada dua anak laki-laki yang memiliki wajah yang sama, rambut yang hampir sama, dan mereka hanya berdiri di depan gerbang.

“Hyung… bagaimana? Apakah kita hadapi saja?” Tanya siswa kembar yang berambut pirang.

“Fiuuhh… aku merasakan kita sedang di awasi… Ayo… kita akan ke tempat lain saja….Terlalu bahaya bagi kita untuk masuk ke sekolah saat ini” kata siswa kembar yang berambut hitam kelam. Ia menyeret adiknya berjalan menjauh dari sekolah.

“Hyung… kalau kita sengaja menjauh… mereka malah semakin yakin dengan tuduhan mereka… Ayolah Hyung…” anak laki-laki yang berambut pirang itu mencoba menahan agar kakaknya tak membawanya semakin jauh. “Hyung… kita bersikap biasa saja… hmmm… aku yakin… kita akan bisa menyingkirkan orang itu dengan mudah”

“Kwangmin…..” kata anak laki-laki berambut hitam kelam itu sambil terus menyeret adiknya.

“Youngmin… percayalah padaku” mata kedua anak kembar itu saling menatap, mereka terdiam sebentar seperti patung “Youngmin… aku tahu hari minggu kemarin Ilhoon telah mencurangimu… ayahnya sudah membayar wasit agar membuatmu di keluarkan… aku akan membunuhnya untukmu… eoh… tapi kau harus ikut denganku… Hyung… kita bersikap seperti orang biasa saja… kajja” Kwangmin menarik tangan Youngmin, kali ini kakaknya tak mengajaknya berdebat, ia menuruti semua kata-kata Kwangmin.

“Kwangmin ~!!! Annyeonghaseyoo… ah… Youngmin… Annyeonghaseyoo… Kwang.. kau sudah menyelesaikan homework bahasa inggris?” Tanya seorang gadis, ia memakai seragam yang sama seperti yang dipakai si kembar.

“Nari… Annyeonghaseyoo” Kwangmin menunduk dan Youngmin pun ikut menunduk.

“Aisss.. tak perlu menunduk seperti itu hehehe” kata gadis yang dipanggil Nari oleh Kwangmin

“Aku sudah menyelesaikannya tadi malam” kata Kwangmin sambil meneruskan berjalan ke ruangan kelasnya.

“Kwang… ada apa dengan Youngmin? Apakah dia sakit?” Tanya Nari sambil menunjuk Youngmin yang hanya terdiam mengikuti adiknya.

“oh.. dia hanya sedang memikirkan pertandingannya sore ini. Nari… bagaimana kabar Ayahmu?” Tanya Kwangmin sambil membuka lokernya.

“Oh… ayahku?? Hehhe… dia baik-baik saja… sekarang dia sedang banyak pekerjaan yang menyita waktunya.. kemarin kami mendaki gunung bersama… ada apa kau menanyakan tentang ayahku Kwang?” Tanya Nari sedikit penasaran.

“Oh.. tidak… sebenarnya aku ingin mengikuti acara pelatihan kepolisian minggu depan yang diselenggarakan kepolisian Seoul. Tapi… sepertinya aku harus mempersiapkan lukisanku dulu… hehe” Kwangmin mengelak dengan cerdas.

“oh… begitu… Kwangmin … aku suka lukisanmu… semua lukisanmu menarik hehehe.. kalau kau ingin mengikuti acara pelatihan kepolisian… ikut saja denganku di pertengahan bulan Mei, aku juga akan mengikutinya… kita akan belajar menembak bersama” kata Nari,

“Kwangmin … annyeong… sampai Jumpa lain waktu” Nari pun meninggalkan si kembar di lorong loker.

Dengan hati-hati Kwangmin mengusap wajah kakaknya, Youngmin yang tersadar langsung menghantam adiknya ke pintu loker “Kau… apakah kau berpikir kita akan lolos dari wanita itu?? kau tahu sejarah keluarga kita? Ayah kita dibunuh oleh ayahnya… sekarang kau meremehkannya? Bagaimana kalau dia membunuh kita hah??” bisik Youngmin, matanya membelalak terlihat amarahnya.

“Hyung… bertahanlah… aku yakin kita tak akan mendapat masalah” kata Kwangmin menenangkan kakaknya.

“Haisss… kau semakin menyulitkan saja…” Youngmin berbalik dan berlari keluar gedung sekolah, ia berlari secepat mungkin.

“Hyung~~~~!! Haisss baboya… HYUNg~~~~!!” Kwangmin pun mengejar kakaknya, berlari menuju luar sekolah.

Hyun yang berada di lapangan melihat kedua anak kembar itu berlari semakin menjauh dari sekolah, sebenarnya ingin sekali ia mengejarnya, setidaknya ia sudah menjadi guru olah raga dan punya alasan untuk menahan kedua anak itu. tapi Taeyeon meneriakinya agar mengurungkan niatnya.

“HYUN~!! Jangan~!!” teriak Taeyeon dari jendela kelas lantai dua. Hyun melanjutkan pekerjaannya, menghukum anak yang tak membawa dasi dan pelanggaran sekolah lain sebagainya.

“Humm… cara kalian lari dariku… membuat kalian semakin mencurigakan… dasar babo…” kata Taeyeon sambil kembali duduk ke kursi khusus guru yang terletak di samping kiri depan kelas.

“mwo??? Siapa kau??” Tanya seorang murid yang masuk ke dalam kelas.

Taeyeon langsung berdiri dan menyapa murid-murid yang mulai memenuhi kelas.

“Annyeonghaseyoo… aku adalah Mrs Taeyeon… guru bahasa inggris kalian yang baru…” sapa Taeyeon

“Wooah… lebih cantik dari Mrs Jung hahaha” kata seorang murid laki-laki sambil menyeka bibirnya.

“HAHAHAHAHAHAHA~~~~~~~~!!” semua muridpun tertawa didepan Taeyeon.

“SSSSTTT SHUT UP~!!” bentak Taeyeon sambil menempelkan penggaris di bibirnya. “Ayo kita mulai saja belajarnya…”

“seonsaengnim… kau tak mengenalkan siapa nama lengkapmu? Dimana rumahmu? Dan apakah kau sudah punya kekasih? Hahahaha” murid yang berada di belakang mulai mengolok Taeyeon. Kembali. Semua murid menyambut olok-olokan murid laki-laki itu dengan tawa yang menggema.

Kesal dengan komentar muridnya. Taeyeon melempar penghapus, penghapus itu melayang mengenai wajah murid yang mengoloknya.

“HYAAKK meongcheong!!! Sekali lagi kau berkata yang tidak penting, sepatuku akan melayang merusak wajahmu ARRA!!” mendengar Taeyeon marah, semua murid pun terdiam, dan mulai membuka buku mereka masing-masing sambil menundukkan wajah mereka.

29 April 2013 08:08 36 Gye-dong, Jongno-gu, Seoul

“Hyak~~~~!! Hyung~~~~!! Stopp~~!!” Kwangmin mengejar kakaknya yang terus berlari. Youngmin memasuki sebuah bar yang berada di gang sempit tak jauh dari sekolahnya. Ia membuka jasnya dan duduk di bar.

“Hyung…. Ahh… ah…. Larimu cepat sekali…” kata Kwangmin membuka jas sekolahnya dan duduk disamping kakaknya “ahjussi.. 2 vodca untukku” kata Kwangmin pada pelayan bar
“Hyak~! Kalian tidak masuk ke sekolah tap…” Kwangmin menjulurkan badannya ke depan dan dilihatnya mata ahjussi pelayan bar.

“Ahjussi… aku ingin dua vodka… Jeppalli” ulang Kwangmin, dengan patuh ahjussi pelayan bar itu menyiapkan pesanan Kwangmin.

“Hyung… apa yang kau takutkan hah?” kata Kwangmin pada kakaknya yang duduk terdiam di sampingnya, “kau punya kekuatan membunuh, dan aku punya kekuatan menghipnotis… kita punya kekuatan Hyung… dan dia… wanita fortuneteller itu… apa yang ia miliki? Eoh?... dia hanya polisi bodoh yang mencoba menangkap kita… kau juga sedikit memiliki kemampuan fortuner… Hyung… jadi apa yang kita takutkan eoh?? Tak ada sama sekali…benar kan?” kata Kwangmin panjang lebar.

Youngmin menatap mata adiknya, lalu ia tersenyum. “Aku lari dari sana hanya ingin membuat wanita itu semakin senang, ia akan mengira kitalah pembunuh sebenarnya hahahaha”

“Hahahahaha” Kwangmin menambah tawa kakaknya, ia memberi secangkir vodka untuk Youngmin “Baiklah hyung… kita buat dia bersenang-senang dulu… hahahaha… ah Hyung… bagaimana dengan Ilhoon? Apakah kita akan membunuhnya sore ini?... aku sangat muak dengannya juga ayahnya yang sok mendapatkan segalanya”

“Hum… boleh saja… catmu sudah habis?” Tanya Youngmin pada adiknya.

“Mm…ahh… masih ada.. tapi kemungkinan darah Ilhoon lebih hitam hahaha… dia penuh kecurangan, mungkin… aku perlu warna yang seperti itu untuk lukisanku yang baru” kata Kwangmin sambil menyelesaikan tegukan terakhir.

Tiba-tiba pintu bar terbuka, beberapa murid dari highschool yang lain masuk memenuhi bar, dan betapa beruntungnya Jo bersaudara, target mereka malah mendatangi mereka.

“Oh…?? Lihat siapa ini? Youngmin~!! Pengecut dari Daedong?? Hahahaha~!! Lihatlah… semuanya~~!! Jo Youngmin… oh hohohoho… dia… si pengecut miskin ini… berhasil kita kalahkan kemarin” Ilhoon memulai pertengkaran dengan sikapnya yang menyebalkan.

“Hahahahaha… kau memang hebat Ilhoon…” semua teman pria itu pun tertawa keras menikmati kekalahan Youngmin yang duduk didepan mereka.

Kwangmin berpaling dan melihat semua orang yang ada dibelakangnya. Matanya berubah menjadi hitam kelam, Semua orang yang ada di bar mendadak diam seperti patung, tak ada yang bergerak sedikitpun, bahkan nafas tak terdengar diantara mereka.
Sedangkan Youngmin tetap di tempat semula sambil menambahkan cangkirnya dengan tuangan vodka.

“Youngmin… akan kita apakan mereka semua hah? Hahahaha… moron… beraninya kau mengatakan kakakku pengecut hah!!!” Kwangmin mencekik leher Ilhoon, tapi tak ada reaksi.

“Heh…. Biar aku saja” kata Youngmin, ia menyingkirkan tangan adiknya dari leher Ilhoon. Youngmin mencekik leher Ilhoon dengan kekuatan terpendamnya, hingga dari semua lapisan kulit Ilhoon mengeluarkan darah, Kwangmin melihat darah itu, kepalanya berputar kekiri dan kekanan mengatur arah darah itu menetes, akhirnya dengan kecepatan tinggi darah itu sudah menetes bersama di satu sudut tangan Ilhoon.

Kwangmin hanya tertawa sembari mengambil darah Ilhoon yang menetes. “Hahahaha… apa kataku… darahnya begitu kental dan hitam… lukisanku akan sempurna dengan ini semua hahahahaha…”

“Sudah… sekarang buat ia terjun dari lantai atas” kata Youngmin menyuruh adiknya melakukan tugas terakhir, ia melepaskan cekikan di leher Ilhoon.

“Ilhoon… pergilah kelantai atas… dan terjunlah… sesukamu… hummm CEPAT~!!!” kata Kwangmin sambil menatap mata Ilhoon yang hampa, pria itu menuruti semua kata-kata Kwangmin. Ia melangkah dengan lunglai menuju lantai atas.

“kalian semua… hapus semua memori tentang kami berdua…” Kwangmin menoleh ke arah ahjussi pelayan bar. “Ahjussi… kau juga harus menghapus memorimu tentang kami berdua.. mulai satu… dua…” Kwangmin dan Youngmin memakai jas mereka, memasukkan semua yang bisa dijadikan barang bukti ke dalam tas. Baik botol vodka, cangkir, hingga darah Ilhoon.

“Tiga… Empat… lupakan semuanya…. Lima… Enam…” Kwangmin bersiap-siap melangkah keluar bar bersama kakaknya. “Tujuh…. Delapan…. Dan kalian harus mengatakan kepada semua orang… kalau Ilhoon memang ingin bunuh diri… bukan kami yang membunuhnya…. Sembilan…. Sepuluh… baaammmagma Jeoooju!!” bentak Kwangmin, kakak beradik Jo pun lari secepat mungkin menjauh dari tempat dimana mereka membunuh korban ke 21.
Setelah Kwangmin mengucapkan mantranya, semua orang Nampak normal seperti biasanya, dan Ilhoon yang terkena hipnotis, dalam hitungan ke sepuluh terjun dari lantai 5, mengejutkan semua orang yang ada di bar. Mayatnya tergeletak di jalanan, tanpa ada bercak darah.

“Hahahahahahaha……….!!! Hyakk Youngmin~~~~!! Jangan tinggalkan aku~~~~!!” kata Kwangmin yang masih terus berlari menjauh dari tempat pembunuhan. Youngmin berhenti sebentar lalu ia genggam tangan adiknya. Mereka berlari bersama, sambil tertawa lepas.

“Hahahahahahaha…. Kwangmin… kau memang adikku yang hebat…!!!” Youngmin berteriak meluapkan kebahagiaannya

“Hyaaaaaaak Hyung!!! Kaulah yang hebat hahahahaha…. Kita akan melakukan dengan cara tadi… arra!!! Akhirnya aku bisa menghipnotis darahnya untuk keluar di satu sisi hahahahahaha”

To be continue

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler