Fanfiction - Jeo-Ju - Part 4 - Series
Author : Ayuna Kusuma
Genre : Mystery, Romance, Action
Maincast :
Hyun Bin : Hyun
Taeyeon SNSD : Taeyeon
Jo Youngmin : Jo Youngmin
Jo Kwangmin : Jo Kwangmin
Siwan ZE:A : Jaehwan
Location : Seoul, Korea
29 April 2013 09:00 Kelas 12-4 Daedong Highschool 35 Gye-dong, Jongno-gu, Seoul
“Baiklah… kumpulkan tugas kalian, aku akan memberikan tugas lagi yang lebih menyenangkan hahaha” kata Taeyeon di depan kelas,
“YE~!! Seonsaengnim!!” jawab muridnya serentak.
“Huh… rugi sekali si kembar tak masuk kelasku” gumamnya lirih sambil merapikan bukunya.
“seonsaengnim.. ini tugas kami semuanya, apakah ada tugas lagi untuk kami?, aku senang memiliki guru baru sepertimu” kata Youngmin sambil tersenyum pada Taeyeon yang menunduk sibuk mengambil pen nya yang terjatuh.
“Ya… terima kasih… OOMMMO!!” Taeyeon pun terkejut melihat kedua anak kembar itu ada di kelasnya. Ia memegang kepalanya.
“Bagaimana kalian sudah ada disini?” Tanya Taeyeon kebingungan.
“seonsaengnim… dari tadi pagi, kami juga sudah di kelas ini… ada apa seonsaengnim??” Tanya Kwangmin sambil mencoba mencuri pandangan Taeyeon.
"seonsaengnim… apa kau sakit? Yeongmin dan Kwangmin sedari tadi ada di kelas... seonsaengnim….. kalau kau sakit pergi ke klinik saja... biar kami belajar sendiri" kata murid yang ada di pojok kelas paling kanan
"Haiss... SHUT UP~!!" Bentak Taeyeon.
Wanita itu tampak ketakutan melihat kedua muridnya yang tak wajar, bagaimana bisa Youngmin dan Kwangmin berada di kelas padahal tadi pagi mereka melarikan diri. Ia menutup matanya dengan sebelah lengannya, sambil memikirkan baik-baik.
Bukan dia saja yang melihat Jo twins berlari keluar dari sekolah, tapi Hyun rekan kerjanya bahkan ingin mengejar mereka. Taeyeon memukul-mukul kepalanya sambil kembali melihat kedua muridnya yang kembar.
“seonsaengnim… apakah tidak ada lagi tugas untuk kita?” Tanya Kwangmin sambil menahan senyumnya.
“tidak… tidak… hmmm ah… kalian duduklah… aku akan menyiapkan tugas kalian” kata Taeyeon mencoba bersikap biasa di depan semua muridnya. “Anak-anak… buka halaman 82. Disana ada rumus yang harus kalian hafalkan. Aku akan membuatkan tugasnya, tapi sebelum itu, kalian baca dulu halaman 82 ya…” kata Taeyeon sambil melihat Jo twins yang kembali duduk di bangku paling belakang.
Mereka saling berdekatan, kedua bangku dari belakang rupanya menjadi istana mereka, tak ada yang berani duduk sejajar dengan mereka.
“Ye~!! Seonsaengnim!!” Jawab murid Taeyeon, mereka semua membuka bukunya masing-masing, termasuk Jo twins.
Taeyeon keluar dari ruangan kelas, ia berlari secepat mungkin menuju ruang olah raga, menemui rekan kerjanya. Melihat gurunya keluar kelas, semua murid menjadi ribut sendiri, ada yang mulai sibuk bergosip, saling melempar buku, bahkan ada yang kontes dance.
Sedangkan Jo twins hanya duduk di tempatnya masing-masing, mereka masih membaca buku yang di perintahkan Taeyeon.
“Hyung… sepertinya dia begitu shock saat melihat kita hehehe” bisik Kwangmin yang duduk didepan kakaknya.
“huh… kita lihat saja… dia akan semakin gila kalau berurusan dengan kita” balas Youngmin, kali ini ia merebahkan kepalanya di mejanya.
“Aigoo… kepalaku pusing sekali… bahasa inggris membuatku pusing…” keluh Youngmin.
“hyung… apakah sore ini kau akan bertanding dengan sekolah Ilhoon?” Tanya Kwangmin
“huh.. hheheheehe… sepertinya tidak… pelatih mengirimkan pesan kalau pertandiangan ditunda karena Ilhoon ditemukan bunuh diri” kata Youngmin lirih, ia memejamkan matanya mencoba tidur.
“hehehe…… kita sungguh beruntung Hyung… bisa mendapatkan 20 orang… kita bisa membunuh siapapun tanpa ada jejak kalau 20 nyawa itu digenggaman kita…” bisik Kwangmin pada kakaknya, ia pun mencoba merebahkan kepalanya di mejanya.
“Kwang… apakah tadi sudah kau campurkan dengan catmu?” Tanya Youngmin
“Hummm… sudah… kita akan mendapatkan banyak uang kalau lukisanku semuanya terjual, dan rumah peninggalan leluhur kita, akan bisa kita renovasi….” Kata Kwangmin
“Mianhae… tahun ini aku tak bisa ikut club karena kemarin mereka mengalahkanku…” gumam Youngmin.
“hummm… tak apa... bukan kau yang salah… ilhoon lah yang curang hehehe”
“hehehee…” mereka berdua menikmati apa yang telah mereka lakukan, tapi anehnya murid yang lain tak ada yang mendengar perkataan mereka, murid yang lain hanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing, mereka tak tahu kalau di dekat mereka ada pembunuh yang akan melahap nyawa mereka satu persatu.
***
“Hyun~!! Dimana Hyun~!!” Taeyeon berteriak di ruang olah raga, tapi tak ada siapapun disana, dengan sigap ia berbelok kekiri dan berlari ke ruang guru. Disana juga kosong, hanya ada Nona Sora sekertaris kepala sekolah yang sedang melapisi wajahnya dengan masker kecantikan.
“Nona… kau tahu dimana Hyun?? Temanku? Hah?” Tanya Taeyeon sambil mengatur nafasnya.
“Oh… Tuan tampan itu sudah pergi, katanya ada keperluan penting” kata Sora tanpa tersenyum, demi menjaga maskernya.
“Gomawo..eh..” kata Taeyeon sambil berlari ke kelasnya, ia membuka handphonenya, menghubungi Hyun.
“Yoboseyo… Hyun… kau dimana hah? Ada yang harus ku… mwoo?.... dimana?... Baiklah aku akan kesana… ANDWAE… korban bunuh diri itu pasti korban mereka… oh.. andwae… Hyun… bagaimana bisa mereka membunuh?? Dari tadi pagi mereka ada di kelasku… itulah yang kubingungkan. Bagaimana mereka bisa ada di dua lokasi… hum.. baik Hyun… hummm… aku serahkan padamu” Taeyeon menyimpan handphonenya di saku celananya.
Ia pun berjalan kembali ke kelasnya.
“seonsaengnim!!!!!!” teriak salah seorang murid 12-4, mendengar teriakan itu semua murid yang ada di dalam kelas merapikan diri mereka masing-masing, Youngmin dan Kwangmin pun mengangkat kepala mereka dan membenarkan dasinya.
Taeyeon masuk sambil melihat semua muridnya yang mendadak tenang.
“Mwoo… apa yang terjadi? Bukankah kalian tadi selalu ribut? mengapa jadi seperti ini... ayo ribut lagi...” sindir Taeyeon
“seonsaengnim… kami sedari tadi hanya seperti ini, belajar sesuai perintahmu” kata seorang murid
“Huh… kalau kau berbohong lagi, penghapus ini akan kulempar ke wajahmu.. ARRA!!... baiklah… karena kalian mengaku sudah membaca semua yang kuperintahkan… terimalah 200 soal dariku hahahaha” kata Taeyeon sambil menuju ke tempatnya, ia mencetak soal yang sudah ia siapkan dari tadi, sebanyak 30 lembar, sesuai jumlah murid di kelas 12-4.
“seonsaengnim…. Kau kejam sekali” keluh salah seorang murid yang duduk tepat di depannya.
“hehehe… kerjakan… jangan pernah berbohong padaku… okey.. baiklah… silahkan selesaikan soalnya. Tanya bila ada yang tidak kalian mengerti” kata Taeyeon.
“seonsaengnim… bolehkah aku keluar sebentar saja?” Tanya Kwangmin, Taeyeon melihat saja muridnya itu, tapi ia selalu mengelak pandangan Kwangmin.
“Humm silahkan” kata Taeyeon. “Tapi kalau kau ingin ke ruangan seni… nanti saja. Di jam ke tiga, kau akan mendapatkan pelajaran seni, kau bisa ke sana seharian… kalau kau ingin ke toilet… silahkan” kata Taeyeon.
“aku… hanya ingin buang air, kalau kau tak percaya kau boleh ikut denganku seonsaengnim” jawab Kwangmin, membuat semua temannya tertawa lepas.
“Muragu???” Taeyeon mulai marah dengan Kwangmin, tapi muridnya itu hanya membalasnya dengan senyuman, lalu pergi meninggalkan kelas.
29 April 2013 09:23 Bar 36 Gye-dong, Jongno-gu, Seoul
Mobil polisi dan ambulance terparkir rapi di depan gang kecil di dekat tempat kejadian perkara. Hyun rekan kerja Taeyeon terlihat meneliti mayat yang ada di depannya.
“Ahjussi.. jangan dimasukkan dulu.. jjamkanman..” ujar Hyun sambil membuka mulut mayat Ilhoon, lalu menggores kulit mayat itu, tak ada darah yang tersisa di kulitnya. “Hmmm… ini sangat aneh… mungkin pembunuhnya bukan mereka… baiklah Ahjussi… kirim mayar ini ke bagian forensic entomologi, biarkan mereka yang meneliti apa yang terjadi dengan mayat ini” kata Hyun sambil menutup kantung mayat.
“Ye…” kata pria paruh baya yang berada didalam ambulance. Ia segera menutup pintu belakang ambulance dan membawa mayat itu ke suatu tempat yang sudah direncanakan.
“Hyung~!!!” seorang pria berlari mendekati Hyung dari belakang, Hyun menoleh ke belakang dan ia memicingkan matanya.
“Jaehwan??... sedang apa kau disini?” Tanya Hyun pada seorang pria yang memakai seragam preman dan label detektif.
“Hai… bagaimana kabarmu ha..Hyung… hehehe lama tak berjumpa denganmu” kata pria yang bernama Jaehwan sambil memeluk Hyun dan berjabat tangan dengannya.
“Woah… kau semakin tampan saja Jaehwan… hehehe… apa yang kau lakukan disini?” kata Hyun.
“Aku…? Aku yang menangani kasus kematian Ilhoon, atlit highschool yang baru saja terjun dari lantai tiga. Aku baru saja mengajukan diriku untuk mengatasi kasus ini, karna aku punya beberapa bukti, siapa yang berpeluang besar membunuh mereka… Hyung… kau sendiri?” Tanya Jaehwan.
“Hmmm aku sebenarnya sedang menyamar sebagai guru olahraga di Daedong Highschool, ada peristiwa bunuh diri yang begitu janggal, korbannya sudah ada 20 orang, dan Komisaris memanggilku untuk melihat kejadian bunuh diri yang menewaskan Ilhoon, kebetulan dekat, makanya Komisaris menyuruhku… hmmm kau punya buktinya? Mungkin kita bisa saling membantu?” Tanya Hyun
“Ye Hyung… coba lihat ini” kata Jaehwan sambil menyalakan kameranya, membuka folder rekaman, dan mereka berdua bisa melihat video yang sudah di rekam Jaehwan.
“Hyung… lihatlah ini… aku merekam ini, pas ketika kejadian… aku sedang di depan bar, kau lihat disana? Aku duduk di balik buku-buku itu… café itu” kata jaehwan sambil menunjukkan café komik yang terletak di depan bar.
“hmmm… coba lihat lagi” kata Hyun sambil mendekatkan kepalanya ke kamera.
“Hyung… lihat ini… kau lihat?? Aneh sekali kan? Ada anak yang mencekik korban, tapi korban sama sekali tak melawan, dan lihat ini… anak yang lainnya bergantian mencekik, lalu lihat itu… oh… lihat… apa yang mereka lakukan… mereka menampung semua darahnya…, lalu lihat itu hyung… ommo… korban berjalan seperti mayat hidup menuju ke lantai atas. Aku tak berani merekamnya keluar Hyung, karena aku tahu aku akan jadi korban berikutnya kalau memaksakan diri… nah… Hyung… lihat ini… salah satu anak ini berteriak, lalu mereka berlari… dalam hitungan ke sepuluh, Ilhoon terjun dari lantai atas. Kau tahu… apa yang kurasakan???... aku begitu shock… sayang sekali, kedua anak itu tak bisa aku kejar… hooh… mereka sepertinya punya kekuatan sihir yang aneh Hyung… apakah kau percaya Sihir?” Tanya Jaehwan sambil mematikan kameranya
“Aigoo.. bisakah kau lihatkan lagi padaku…” keluh Hyun
“Oh… baiklah” kata Jaehwan, menyalakan lagi kameranya.
“Besarkan… gambarnya… resolusinya…” kata Hyun. Jaehwan pun melaksanakan perintah atasannya. “Bisakah kau pause di menit 2.43 ??” Tanya Hyun
“Okey…” kata Jaehwan.
“hmmm… besarkan gambarnya” perintah Hyun lagi
“okey….” Kata Jaehwan
“OMMOOOOOOO~~~~~~!!!” Hyun berteriak sambil meloncat, ada raut wajah ketakutan yang terpampang di wajah Hyun.
“ada apa Hyun? Kau kenal kedua anak ini??” kata Jaehwan
“Dd…ddd..dia… Jo..twins…. tapi.. bagaimana bisa mereka yang membunuhnya?? Oh… Taeyeon mengatakan mereka ada di kelasnya sejak pagi” kata Hyun sambil sibuk merogoh kantong celananya.
“Taeyeon?? Nuna?? Oh.. kau bekerja dengan Nuna Yeon? Hahahaha… dimana dia sekarang?” Tanya Jaehwan terlihat senang mendengar kabar dari Hyun.
“Sssstt…” kata Hyun sambil menempelkan jari nya ke bibir.
“Taeyeon… kau ada dimana sekarang? Hmmm bisakah kau keluar sekarang?? Aku ingin bicara serius denganmu… hmmm aku tunggu… JEPPALLI~!!” bentak Hyun.
“Nuna… dimana Nuna..” Tanya Jaehwan sambil tersenyum girang
“Dia sedang menyamar sebagai guru bahasa inggris, dia guru Jo Twins sekarang, tersangka utama yang ada di rekamanmu” kata Hyun, ia masih menempelkan handphone di telinganya.
“Ommo…” gumam Jaehwan
“Sssstt… Hey.. Yeon… kau yakin Jo twins ada di kelas bersamamu?... hmmm beberapa anak mengatakan mereka di kelas? Hmmm… aku bertemu dengan Jaehwan, dia yang menyelidiki kematian Ilhoon, hmm… ya… baru saja ia memberitahukan kalau ia punya bukti, sebuah rekaman.. hmm.. dan kau tak akan menyangka semua ini… Jo Twins lah yang membunuh Ilhoon… bukan mereka? Huh… sekarang kau mengurungkan niatmu untuk memenjarakan mereka??... Yeon… dengan mataku sendiri aku melihat Jo Twins ada di bar, salah satu dari mereka mencekik Ilhoon, lalu salah satu dari mereka mengambil darahnya… kau harus percaya padaku… sore ini kita bertemu di kantor… ye… Annyeong… Yeon… hati-hati… aku akan pulang bersama Jaehwan… aku tak mau kembali kesana… Sora terlalu menakutkan bagiku… hum” Hyun menutup handphonenya dan menatap Jaehwan yang sibuk memotret lokasi kejadian.
“Jaehwan… berapa umurmu?” Tanya Hyun
“Mwoo?? Aku… 24 tahun” jawab Jaehwan.
“Besok… aku akan memasukkanmu ke Daedong, kau menggantikanku sebagai guru olahraga. Okey… temani Yeon disana” kata Hyun
“OOOOH~~~!! Benarkah!!!!!!?? Aku bisa bersama Nuna seharian??? Tapi pekerjaanku bagaimana?” Jaehwan yang semula terlihat ceria kini murung kembali.
“Aku saja yang mengerjakannya… kau kerjakan pekerjaanku, ku kerjakan pekerjaanmu. Bagaimana? Adil?” tawar Hyun.
“YE!!! Adil!! HAHAHA!!! NUNA!!! I’m COMING!!” teriak Jaehwan
“Haisss… babo…” Hyun memukul kepala Jaehwan sambil tertawa,
“Tapi hati-hati dengan wanita yang bernama Sora… kau akan depresi kalau dekat dengannya brrrrrrr” keluh Hyun.
To be continue
iya, lucu memang....
kkk k kak k k kk