Fanfiction - Jeo-Ju - Part 5 - Series





Author : Ayuna Kusuma

Genre : Mystery, Romance, Action

Maincast :

Hyun Bin : Hyun
Taeyeon SNSD : Taeyeon
Jo Youngmin : Jo Youngmin
Jo Kwangmin : Jo Kwangmin
Siwan ZE:A : Jaehwan

Location : Seoul, Korea


29 April 2013 10:05 Kelas 12-4 Daedong Highschool 35 Gye-dong, Jongno-gu, Seoul

Pelajaran Bahasa Inggris masih berlanjut, murid kelas 12-4 sedang sibuk menyelesaikan soal yang diberikan Taeyeon. Jo Youngmin dan Kwangmin pun mengerjakan soal itu, tak ada gerak-gerik yang mencurigakan.

Taeyeon selalu mengawasi kedua anak itu, sesekali Youngmin bertanya pada adiknya yang duduk didepannya, mereka sama sekali tak melihat Taeyeon, entah karena takut atau karena ingin bersikap biasa saja.

“Sudah pukul 10. Silahkan kumpulkan tugas kalian di mejaku” kata Taeyeon yang berdiri di belakang kelas, Youngmin dan Kwangmin mengumpulkan tugas mereka terlebih dahulu, lalu melangkah keluar.

“Kalian berdua.. berhenti. Kalian mau kemana?” Tanya Taeyeon tegas.

“Bukankah ini waktunya istirahat seonsaengnim? Kami ingin mengisi perut kami” jawab Youngmin, menimbulkan decak tawa semua temannya yang berada di dalam kelas.

“heh. Kembali ke tempat kalian…” kata Taeyeon sambil menunjuk kedua bangku tempat Jo twins

“Ye. Seonsaengnim..” Youngmin melangkah ke bangkunya, menuruti perintah gurunya, tapi Kwangmin hanya berdiri di dekat pintu, ia mencoba mencuri tatapan Taeyeon, agar bisa menghipnotis Taeyeon. Tapi sepertinya sulit mendapatkan tatapan Taeyeon.

“Kwangmin, atau Youngmin… apa yang kau lakukan disana? Cepat duduk” kata Taeyeon sambil menutup wajahnya dengan tangan kirinya, ia tahu tersangka sedang menggunakan kekuatan sihir untuk menghipnotis dirinya.

“Dia Kwangmin, adikku. Tak bisakah kau membedakan kami seonsaengnim?” kata Youngmin sedikit menyindir, semua temannya di kelas kembali tertawa.

“SHUT UP!!.. Apakah kalian akan selalu tertawa setelah Youngmin menyindirku? Hah!!, Kwangmin, kumohon kembalilah ke tempat dudukmu” kata Taeyeon, ia tetap menutup wajahnya dengan satu tangan.

Semua murid mendadak diam setelah mendengar kemarahan gurunya, Kwangmin tetap saja berdiri di sisi pintu.

“seonsaengnim… mengapa kau begitu kasar pada kami? eoh? Kami hanya murid, masih dibawah umur, kalau kau membentak kami, terus menerus, kau telah mengajarkan kami menjadi orang yang arogan, jadi… seonsaengnim… apakah aku tak boleh menikmati istirahatku? Demi arogansimu?” Kwangmin menatap Taeyeon dengan penuh amarah.

Semua murid didalam kelas memberikan applause setelah mendengar kata-kata Kwangmin.

“Anniya… duduklah… arra…. Ada yang harus kusampaikan pada kalian berdua arra…” kata Taeyeon merendahkan suaranya, mencoba agar tak emosi setelah mendengar perlawanan dari Kwangmin.

“Kwangmin… duduklah… kita akan makan di waktu istirahat kedua saja… kajja” kata Youngmin sambil melambaikan tangan ke Kwangmin. Taeyeon tertarik untuk melihat tingkah Youngmin, ia melihat anak itu begitu lekat, sepertinya ada yang sangat akrab di perasaan Taeyeon, sepertinya Youngmin pernah bertemu dengannya sebelumnya, dan kata-kata “Kajja” yang di ucapkan Youngmin membuat Taeyeon mengingat sesuatu yang dulu ia lupakan.
Kwangmin dengan muka masamnya kembali ke bangku, di dorongnya meja yang ada didepannya.

“seonsaengnim.. aku sudah duduk, apakah sekarang kau puas?”
Tanya Kwangmin sambil melipat tangannya di depan dadanya.

“hmm” jawab Taeyeon, ia sama sekali tak mempedulikan Kwangmin, karena sedari tadi ia tertarik melihat senyuman Youngmin yang khas dan mencari memori di otaknya, senyum anak itu seperti senyuman siapa?.

“Okey… semuanya… sudah!! Kumpulkan tugas kalian sekarang juga!! Kajja!!” kata Taeyeon, maka dengan cepat semua murid mengumpulkan tugas mereka dan kembali ke tempat duduk masing-masing.

“Silahkan istirahat.. khusus Youngmin dan Kwangmin, kalian ikut aku ke ruang guru” kata Taeyeon sambil melangkah ke depan kelas, mengambil semua lembaran tugas yang dikerjakan muridnya.

“seonsaengnim…” gumam Youngmin

“Kalian lapar? Tenang saja nanti Sora akan membelikan kalian makanan, tapi kalian harus ikut denganku” kata Taeyeon, mereka bertiga keluar dari kelas dan melangkah dengan tenang menuju ruang guru.

***

“Duduklah… aku akan ke ruang kepala sekolah sebentar” kata Taeyeon

Youngmin dan Kwangmin duduk di depan meja Mrs Jung guru bahasa inggris mereka yang dulu.

“Hyung… biar aku saja yang bicara dengannya, kalau dia Tanya macam-macam tentang kita, aku tahu ia hanya memiliki kekuatan fortuneteller, tapi kekuatan ayahnya belum masuk pada dirinya..” kata Kwangmin sambil memainkan pensil yang ada didepannya

“Humm… aku juga tahu… tenang saja… dia juga tahu… kita yang paling kuat. Kalau dia terlalu gegabah, nyawanya akan sama nasibnya dengan korban kita sebelumnya” bisik Youngmin

Taeyeon berjalan mendekati kedua anak kembar itu sambil membawa dua formulir.

“Youngmin… Kwangmin” kata Taeyeon sambil memberikan formulir ke hadapan mereka “Kalian menyerah saja kali ini… eoh… aku sudah tahu kalianlah di balik semua pembunuhan ini… hmm? Pembunuhan yang berkedok bunuh diri, kalian menggunakan kekuatan kalian untuk membunuh dan mengambil darah korban, iya kan?... menyerah saja, isi formulir itu, dan menyerah… aku berjanji aku tak akan membunuh kalian berdua, seperti ayahku membunuh ayah dan paman kalian… hmmm… kajja… tulislah… penyerahan diri… aku sudah punya banyak bukti untuk kalian, dan pembunuhan Ilhoon atlit sepak bola itu… kalian adalah tersangka utama.. kajja..kajja… aku menunggu kalian… aku tahu kalian masih anak-anak dan bisa dirubah… aku tak akan membunuh kalian, walaupun takdirku adalah untuk menghabisi kalian dengan tanganku sendiri” kata Taeyeon sambil menunjukkan tangan kirinya yang bertato Naga.

“seonsaengnim… apa maksudmu? Kami tak mengerti?” Tanya Kwangmin terlihat santai.

“Jinsu, Eunsong, Soljae, Kyong Wan, Ji Yeon, Ryukang, Songhoon, Park Ju, Chun Gu, Il Nam, Kyong Han, Ko Danbi, Hwajin, Lee Hyeop, So Yeon, So Bum, Kim Gong, Jin Shi, Ki Beom, Young Yon, dan terakhir Ilhoon. Mereka kalian bunuh dalam tahun ini… aku tahu semua sejarah kalian, karena aku adalah anak dari pria yang telah menghabisi ayah kalian… Aku tahu… kalian harus mencari banyak darah untuk kehidupan dan kekuatan kalian… tapi aku yakin, garis keturunan Jo, akan hidup tenang bila mereka tak menuruti apa yang di katakan leluhurnya, kalian akan tenang bila tak membunuh… Youngmin… Kwangmin… aku berjanji dengan nyawaku sendiri… aku akan menyelamatkan kalian dari takdir yang begitu menyakitkan… hmmm… tulislah surat pernyataan. Kalau kalian menyerah, hukuman yang akan kalian dapatkan hanya 20 tahun… sekarang usia kalian masih 17 tahun… kalau kalian keluar dari penjara, umur kalian 37 tahun, saat kalian keluar dari penjara aku akan mencarikan pekerjaan untuk kalian dan membuat kalian hidup tenang dengan kehidupan yang normal hmmm… kajja… tulislah” kata Taeyeon.

“seonsaengnim… aku jadi tak mengerti apa yang kau maksudkan… bagaimana kami berdua membunuh mereka? Eoh? Bagaimana? Kami sama sekali tak kenal dengan mereka… siapa mereka?? Kalaupun kami tulis surat pernyataan, kami tak akan pernah di hukum… karna kau tahu? Didalam hukum tak ada yang mengatur mengenai sihir, dan kami tak memiliki kekuatan yang seaneh itu… iya kan hyung hehehehe” Kwangmin mengelak dengan tenang, Youngmin hanya tertawa pahit melihat Taeyeon yang sedikit emotional didepannya.

“seonsaengnim… apakah kau seorang polisi? Seonsaengnim… jangan habiskan waktumu dengan investigasi yang sia-sia seperti ini… hmmm… kami hanya anak biasa, kalau kami membunuh mereka semua? Apa keuntungan kami? huh… dan apa itu kekuatan leluhur? Kata-kata leluhur? Ayahmu membunuh ayahku? Seonsaengnim… Sekarang ayah dan ibuku sedang di Singapore, mereka sedang bekerja disana… kau bisa melihat data kami… hmm…” Taeyeon dengan sigap membuka lemari arsip yang ada di belakangnya.
Kelas 12-4 loker bertuliskan itu letaknya di atas paling kiri. Taeyeon membukanya dan mencari data Youngmin juga Kwangmin. Ia membuka kedua map berkas yang ada di tangan kirinya.

“seonsaengnim… bagaimana? Di sana ada semua data kami, dan foto-foto kenaikan kelas bahkan foto perpisahan dengan angkatan sebelumnya, disana ada ayah dan ibu kami, seonsaengnim… aku rasa anda telah salah menuduh kami… kami hanya anak-anak, tak ada alasan kami untuk membunuh? Kami masih punya keluarga yang utuh, kami hidup penuh kebahagiaan, jadi… apa alasan kami untuk membunuh?” kata Kwangmin.

Taeyeon terlihat shock, ia menjatuhkan map yang dipegangnya, ia berpikir sekali lagi, semua foto yang ia lihat adalah foto asli, tertulis tanggal pemotretan, dan ayah juga ibu Jo twins wajahnya begitu berbeda dengan pria yang dibunuh ayahnya semasa silam.
Ia kembali duduk di depan kedua anak itu. Di tatapnya satu persatu mata mereka. Taeyeon masih berpikir lagi, dalam diam ia meneliti apa sesungguhnya yang terjadi.

“Aku… akan membawa semua data kalian… kapan orang tua kalian kembali dari Singapore? Aku ingin bertemu dengan mereka” tantang Taeyeon.

“untuk apa seonsaengnim?” Tanya Youngmin sambil tersenyum penuh kemenangan.

“aku ingin bertemu dengan mereka, katakan saja… kapan mereka kembali?” Tanya Taeyeon sekali lagi, sambil menahan kemarahannya.

“Besok sore mereka kembali seonsaengnim… ah… apakah kami tetap harus menulis di formulir ini?” Tanya Kwangmin sambil siap menulis, tapi Taeyeon merebut formulirnya dan merobeknya menjadi berkeping-keping.

“Kembalilah kalian…aku sudah selesai” kata Taeyeon merasa sedikit kecewa, mengapa ia tak bisa menganalisa dengan cepat tentang semua ini.

“Ye.. seonsaengnim” balas Youngmin, kedua anak kembar itu berdiri dari tempat duduknya dan menunduk memberi hormat pada Taeyeon lalu mereka berlari ke luar ruangan guru.

Taeyeon mengganjal kepalanya dengan tangan, ia begitu bingung dengan kasus yang satu ini. Kalau bukan Kwangmin dan Youngmin, siapa lagi tersangka utamanya? Di beberapa foto saat kejadian perkara, pantulan sosok mereka ada di kaca balkon.

“Kalau bukan mereka… apakah ada yang lain?... kembar yang lainnya perempuan dan laki-laki… tak mungkin mereka yang melakukannya. Jo twinslah tersangka utamanya. Tapi Ayah dan Ibu mereka masih hidup… hmmm” Taeyeon melihat lagi foto-foto milik Kwangmin dan Youngmin. Lalu ia menyerah dengan merebahkan kepalanya di meja.

Sedangkan Kwangmin dan Youngmin terlihat begitu bahagia. Mereka berlari menuju atap sekolah.

“hahahahaha…. Hyung!!! Kau lihat wajahnya????” Tanya Kwangmin sambil berlari ke arah atap.

“Hehehehee…. Dia pasti kebingungan sekarang…. Dan kita akan bebas dari segala tuduhan…… Kwangmin… kau memang hebat dalam hal ini… Hahahahaha” Youngmin berlari dan melemparkan tubuhnya ke angin, bersalto sambil tertawa.

29 April 2013 16:42 618-1 Ahyeon-dong, Mapo-gu, Seoul, Korea Selatan

Mobil Taeyeon berhenti di depan kantor kepolisan Seoul, ia segera keluar dari mobil, membawa semua data 20 murid yang menjadi korban, dan data Jo twins. Ia terlihat tergesa-gesa masuk ke dalam kantor polisi.

Banyak polisi yang menyapanya, tapi Taeyeon terlalu pusing dengan masalah yang ia hadapi, sehingga sapaan itu ia lewati begitu saja. Taeyeon segera masuk ke dalam ruang rapat, Hyun dan Jaehwan pasti sudah menunggunya disana.

Ketika pintu ruang rapat ia buka. Jaehwan langsung berlari
menghampirinya.

“NUNNAAAAAAAAAA!!!!!!!!!! AIGOO!! Aigoo.. aigoo.. sini aku bantu” kata Jaehwan sambil memeluk data Taeyeon yang begitu banyak.

“Kalian sudah menunggu lama?” Tanya Taeyeon sambil melepas jaketnya dan menaruhnya di kursi kerja.

“Humm… aku sudah menunggumu terlalu lama.. bagaimana pekerjaan menjadi guru? Sulit bagimu?” Tanya Hyun sambil memakan burger yang ada di tangan kirinya.

“Mudah… hanya saja, aku bingung dengan data ini. Coba kalian lihat ini” kata Taeyeon sambil membuka kedua map milik Kwangmin dan Youngmin.

“Lihatlah… mereka masih punya ayah dan ibu, padahal… seharusnya ayah mereka sudah meninggal karena dibunuh oleh seseorang…” kata Taeyeon pada Jaehwan dan Hyun yang ada didepannya.

“Hmm… Hahahaha… Yeon… darimana kau bisa mengatakan seperti itu hah? Apa dasarnya? Bagaimana kalau memang mereka berdua adalah ayah dan ibu Jo twins… karena aku lihat face mereka tak jauh berbeda… coba Jaehwan… lihat ini” kata Hyun sambil memberikan satu foto pada Jaehwan.

“hmmm… Nuna… benar kata Hyun… ah.. tapi coba lihat rekaman ini… Hyun tadi sudah melihatnya sekarang giliranmu” kata Jaehwan sambil memberikan laptopnya pada Taeyeon. “Aku sudah mengcopynya dan membuat banyak sekali duplikat di berbagai folder. Berjaga-jaga kalau saja ada yang mau menghapusnya hehehe” kata Jaehwan.
Taeyeon melihat rekaman hasil karya Jaehwan, sedangkan Hyun meneruskan makan burger.

“Kwangmin… Young…” gumam Taeyeon “mereka… pada jam yang sama mereka ada di kelasku… bagaimana bisa… mereka ada dua?.. mereka membelah diri?... Jaehwan.. bisakah kau besarkan gambarnya?” kata Taeyeon

Jaehwan yang sedari tadi memandang wajah Taeyeon langsung membantu, “Ye Nuna… hmmm.. sudah” kata Jaehwan, kali ini dia ada disamping wanita yang sudah lama di sukainya.

“Oh… benar.. itu mereka… Jaehwan.. simp” kata-kata Taeyeon berhenti ketika ia berpaling, karena bibir Jaehwan menutup bibirnya.

“WOOAAAAH!!! Pertahankan posisi kalian.. aku akan memotretnya!! HAHAHA!!” kata Hyun sambil memotret Taeyeon yang membatu setelah dicium Jaehwan.

“Hahahahaha…. Aku berhasil mencium NUNAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!! YAYAYAYAYAYYYYY!!” Jaehwan berteriak sambil meloncat-loncat berkeliling ruang rapat, sedangkan Taeyeon hanya berdiam diri, wajahnya berubah menjadi memerah.

“Hahahahaha… Yeon!!! Hyakkk Sadarlah!! Kau menikmatinya? Hahahaha” kata Hyun sambil mendorong punggung Taeyeon.

“JAEHWAAAAAAAAAAAAAN!!!!!!!!!!!!!!! AWAS KAU!!!!!” teriak Taeyeon mulai mengejar rekan kerjanya. Jaehwan dengan gesit berlari menghindari Taeyeon yang berlari sambil membawa tongkat besi.

“NUNAAAAAA!!! Kau mau saja ku cium… berarti kau maukan menjadi kekasihku???” Tanya Jaehwan sambil berlari, meloncat ke meja rapat, lalu terjun bebas.

“HYAAAAAAA!! JAEHWAAN!!!” Taeyeon tetap mengejarnya.

“Jaehwan… sudah… mengalahlah.. berhenti berlari.. kasihan Yeon” kata Hyun sambil meminum soda.

Jaehwan menuruti apa kata Hyun, ia berhenti dan Taeyeon memukul punggung Jaehwan dengan tongkat besi.

“AAAWWWW!!! Sakit Nuna” teriak Jaehwan sambil membelai punggungnya.

“Kali ini hanya punggungmu. Kalau kau lakukan lagi. Akan kuhancurkan kepalamu” kata Taeyeon.
Cling… ia lempar tongkat besi itu kelantai, dan melihat lagi video Jo twins.

“Mianhae Nuna… tapi hatiku menyuruhku menciummu…” kata Jaehwan, masih memijat punggungnya sambil duduk di samping Taeyeon.

“hahahahaha… Jaehwan.. kau memang hebat. Yeon.. terima saja dia.. aku tahu Jaehwan tak pernah memiliki hubungan sebelumnya, mungkin saja kau cinta pertamanya hahahaha” goda Hyun.

“SSSSSSSSSTTT… SHUT UP!!... kalian seriuslah sedikit” kata Taeyeon.

“ye Nuna… mianhae… apa tadi yang akan kau katakan?” Tanya Jaehwan.

“tolong simpankan video ini di flashdiscku. besok aku akan bicara lagi dengan mereka. Besok mereka tak akan bisa mengelak, dan mereka akan menyerah setelah melihat semua ini… Youngmin.. Kwangmin… aku sudah berbaik hati ingin membantu meringankan hukuman kalian… tapi kalian tak mau mendengarkanku…” Taeyeon mengetik

To be continue

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler