Fanfiction : RUN!! Part 2


"Sebelum/Sesudah membaca Fanfiction ini, budayakan share, Like, dan komentar. Terima kasih atas dukungannya"

Author : Ayuna Kusuma

Maincast :
song ah ri (Ulzzang) : Song Ah
Baek Jae Ah(Ulzzang) : Jae Ah
Park Ji Ho (Ulzzang) : Ji Ho
Na Hyun Chul (Ulzzang) : Hyun
Park Hyung Seok (Ulzzang) : Hyung Seok
Wong Jong Jin (Ulzzang) : Jong

Genre : Mystery, Friendship

Lokasi : Incheon, Tokyo, Aokigahara


***

Pesawat segera take off setelah semua penumpang sudah merasa aman di tempat duduk masing-masing. Song Ah duduk di deretan paling depan dengan Seok. Mereka memang memesan tempat duduk yang jauh dari semua teman mereka karna ada alasan tertentu. Alasan utamanya, mungkin ingin menjauhi Jong yang ternyata masih menaruh harapan pada Song Ah.

Jong, Hyun, Ji Ho juga Jae Ah duduk satu deret di tengah pesawat. Mereka sedang asyik membicarakan mengenai tempat mana yang akan mereka datangi lebih dulu. Jae Ah ingin sekali jalan-jalan ke pasar traditional di Tokyo, sedangkan Hyun ingin pergi ke tempat Geisha.

“Hyun… di tempat pasar traditional kau pasti bertemu dengan geisha… percaya padaku…” kata Jae Ah memaksa.

“Mwoo?? Kau pikir aku bodoh?. Geisha hanya ada di spot ini… disini… dan tempat yang kau ingin kunjungi di spot yang ini… jaraknya jauh kan?? Hyung… bagaimana ini? Hyung…” Hyun mencolek Jong yang duduk sambil pura-pura tidur, padahal matanya selalu tertuju pada Song Ah yang duduk jauh di depannya. Walaupun yang bisa ia lihat hanya rambutnya saja, tapi itu membuat Jong merasa tenang.

“Oppa… apa kau tidur?” Tanya Jae Ah.

“Hummm” Jawab Jong, membuat Ji Ho hampir tersedak karna tertawa sambil makan cemilan kue beras.

“Aigooo… lupakan saja… Oppa pasti sedang memikirkan bidadari yang duduk didepan sana… Hyun!!... kau harus ikut denganku… hum… kalau kau ke tempat Geisha… kau hanya bertemu dengan wanita yang memakai topeng… hum… apa kelebihannya wanita yang memakai topeng…?” Jae Ah masih senang berdebat dengan Hyun, Ji Ho yang duduk disampingnya setia menyuapi kue beras manis ke mulut Jae Ah.

“Ah.. Gomawo Oppa” kata Jae Ah sambil mencium pipi kekasihnya.

“Hum…” gumam Ji Ho.

“Ahh…. Apa ya… kelebihan Geisha… mungkin mereka kelebihan ukuran… ini… hahaha” Kata Hyun sambil memegang dadanya.

“HYAKK!! BABOYA!!!” Jae Ah memukul kepala Hyun dengan catalog yang tersedia di tempat duduk.

“Hmmmpptt… Hyun benar… mereka hanya punya kelebihan di daerah itu” sambung Ji Ho

“Opppaaaaaaa……” Jae Ah mencoba mencubit perut kekasihnya, tapi Ji Ho lebih cepat mengelak.

“Sssssttt… bisakah kalian diam sebentar saja…?? Eoh??” Jong mulai ikut bicara.

“Hyung… mana yang kau pilih? Kita ke pasar traditional atau ke tempat Geisha? Euhm??” Tanya Hyun sambil memberikan selebaran pada Jong “Coba lihat dulu… keduanya murah dan menarik… kau ingin kemana?”

“siapa ketua di rombongan ini?” Tanya Jong sambil menaruh selebaran di sela tempat duduk.

“Kau…” jawab Hyun.

“Arra… keputusanku, setelah kita sampai di bandara, kita bertemu Yosei Mori, lalu pergi ke penginapan Yosei Mori. Malamnya kita belanja di pasar lokal di dekat penginapan, kita harus membeli semua perlengkapan untuk menginap di Aokigahara. Dan besok pagi kita langsung menuju Aokigahara. Yosei akan mengantar kita. Kita akan menginap disana… selama 1 hari. Setelah itu. Kita pulang, dan selanjutnya terserah kalian akan pergi kemana. Yang pasti tempat berkumpul kita di penginapan Yosei Mori. Sudah jelas??”

“Oh!!! Brilliant Hyung hahaha” balas Hyun bersemangat.

“Eiih…. Sudah jelas kan… sekarang diamlah kalian…. Aku ingin tidur…” Jong menutup matanya dengan masker mata doraemon. Hyun kembali berpaling melihat Jae Ah yang sedang asyik suap-suapan dengan Ji Ho.

“Yakk!! Kau dengar tadi kata Hyung?” Tanya Hyun.

“Yeee… kami sudah dengar… sudahlah Hyun… jangan ganggu kami…” kata Ji Ho.

“Oh!!!... Arraseoyoo… hmmm… Hyung… bolehkah aku pinjam pundakmu? Aku tak ingin merasa sendirian…” kata Hyun sambil menyandarkan kepalanya di pundak Jong.

“Ehhhssmmmm… beginilah nasibnya jadi Solo..” gumam Hyun.

***

Beberapa jam berlalu, pesawat take off dengan sempurna. Semua penumpang lega akhirnya bisa bertemu dengan daratan yang bernama Tokyo. Jong yang sudah terkenal pintar bahasa Jepang mewakili semua temannya untuk berkomunikasi dengan orang Jepang.

Setelah mereka sudah mendapatkan barang-barang dari bagasi. Satu persatu keluar dari bandara. Tak perlu waktu lama, seorang pria bertubuh buntal meloncat-loncat diantara banyak penjemput.

“YOO!!! BRO!!! JONG!! JONGIEE!!” Teriak pria buntal itu sambil mengangkat papan bertuliskan Jonggie. Jong yang menyadari namanya di panggil, segera melihat siapa yang dari tadi memanggilnya. Jong mendorong keretanya dengan cepat keluar bandara, dan memeluk pria buntal yang suka melompat itu.

“JOONGGIEEEE!!! WAH… kau makin tampan saja hahahaha” Kata pria buntal sambil memukul pundak Jong.

“Ya…. Berbeda denganmu… Yosei… kau makin imut hahahahaha” Kata Jong sambil mencubit pipi pria bernama Yosei yang kenyal seperti konyaku.

“Hahahaha… dengan siapa kau? Jae Ah… apa dia ikut??” Tanya Yosei mulai membuat riang suasana.

“Tentu saja… gadis kecilku tak ingin kutinggal… walaupun sekarang ia sudah punya kekasih… adikku tetap harus bersamaku..hehehe… bagaimana bisnismu Yosei??”

“Oh!!! Jae Ah punya kekasih? Hahahaha”

“Nah… itu mereka… JAE AH!!! KESINI!!! DISINI!!” Teriak Jong sambil melompat, melambaikan tangan. Jae Ah, Ji Ho dan lainnya akhirnya keluar juga.

“Jae Ah.!!! Masih ingat denganku???” Tanya Yosei sambil menari hawai.

“Oh!!! Kau Yosei yang bertemu dengan kami di Hawai hahahaha” Jae Ah memeluk perut Yosei yang buntal “Yosei… kau sudah hamil berapa bulan eoh?” Tanya Jae Ah.

“HAHAHAHAHAHAHAHA!!” Semua orang tertawa mendengar celoteh Jae Ah yang ringan. Yosei pun ikut tertawa.

“Terserah saja… anggap saja aku sudah hamil beratus tahun yang lalu hahahaha” kata Yosei, membuat semua tertawa lepas sekali lagi.

“Yosei kenalkan.. ini Ji Ho. Kekasih Jae Ah..” Jong pun mulai memperkenalkan temannya satu persatu pada Yosei.

“Annyeonghaseyoo” sapa Ji Ho sambil berjabat tangan pada Yosei.

“Yang tampan itu… Hyun… ia temanku juga teman Ji Ho.. tapi usianya hampir sama dengan Jae Ah. Dan yang disana… Song Ah… juga kekasihnya Seok.. mereka satu kampus denganku…” Yosei menjabat tangan mereka satu persatu.

“Okey…. Cool hahaha… Ayo… kita ke berangkat ke penginapan…” kata Yosei, rombongan pun mengikuti pria buntal yang ramah itu menuju Van tingkat dua miliknya.

Song Ah dan Seok seperti biasa, jalan santai di belakang, sepertinya mereka asyik sendiri menikmati liburan.

“Oppa… apa kau merasakan dingin di sekujur tubuhmu?” Tanya Song Ah sambil memeluk kekasihnya.

“Oh… sebentar…” Seok berhenti, ia melepaskan mantel juga syal tebalnya. “Pakailah… jangan biarkan dirimu sakit saat liburan kita berlangsung…” kata Seok sambil memakaikan mantel ke bahu Song Ah.

“Gomawo… Oppa…” gumam Song Ah sambil menggenggam tangan kekasihnya.

“HEI!!! SEOK!! Kajja… bantu aku!!” teriak Hyun sambil memasukkan koper-koper kedalam bagasi. Seok melepaskan genggaman kekasihnya, dan mulai membantu Hyun. Song Ah masih berdiri di tempat. Matanya tertuju pada Jong yang sedang asyik bercanda dengan Yosei.

“Apakah kau merasakan sakit itu Jong?... kuharap… kau akan selalu merasakannya…” gumam Song Ah.

***

“Don't try to live so wise Don't cry 'cause you're so right Don't dry with fakes or fears' Cause you will hate yourself in the end” selama mobil Van berjalan Yosei selalu melantunkan lagu dan lirik yang sama. Pria itu sepertinya tak pernah merasa bersedih, wajahnya yang ramah, tubuhnya yang buntal, dan bajunya yang berwarna akan berhasil membuat siapa saja yang bersamanya merasa tenang dan bahagia.

“Yosei… kau tahu rute Aokigahara yang benar? Sedari tadi aku mencari rute di internet tapi kurang jelas” kata Jong sambil menggeser-geser layar notepadnya.

“OH!!! Hontōni?... kau akan tetap kesana?..” Yosei tampak terkejut dengan kenyataan bahwa tamunya sekarang sangat ingin ke Aokigahara.

“Tentu saja… aku terlalu penasaran dengan mayat-mayat disana… benarkah mereka bunuh diri disana…” kata Jong sambil menyimpan senyumnya.

“Sudah sangat jelas Jonggie… apa berita di televise dan media social tak cukup untukmu? Semua orang yang kecewa dengan dirinya sendiri… pasti akan ke hutan itu, mereka membawa racun, tali, bahkan pisau untuk bunuh diri. Jong… apa kau memikirkan adikmu? Temanmu? Dan kekasih temanmu? Mereka orang awam Jong… bukan seperti kita yang sudah professional menjelajah seluruh dunia…” Yosei mulai serius kali ini.

“Hahaha… jangan pernah menilai orang dari luarnya saja Yosei… Hyun… Ji Ho… dan Seok adalah pendaki gunung yang hebat di Korea. Song Ah. Ia pelari marathon yang kemarin berhasil mendapatkan piala perak di kejuaraan nasional. Adikku… kau tahu sendiri bagaimana ia… Jadi… jangan khawatirkan kami hehehe”

“Kemana mereka?” Tanya Yosei sambil berpaling ke belakang begitu cepat.

“Oh… mereka mungkin sedang menikmati pemandangan Jepang diatas. Yosei… kau punya rutenya atau tidak? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi..”

“Yee… Ye… Arraseo… akan kubuatkan untukmu rute yang baru…” kata Yosei seakan menyerah dengan Jong yang terus memaksa.

“Yay!! Salangheyo Yosei!! CHU!!” kata Jong sambil berpura-pura mencium pria buntal disampingnya.

“YAKSS… menjijikkan hahahaha”

“hahahaha!!” tawa Jong menggelegar.

“Oh… kemarin… tetanggaku yang baru saja di phk dari perusahaan tempatnya bekerja.. pergi entah kemana… anak dan istrinya mencarinya kemana-mana tapi tak menemukannya sampai sekarang… kebetulan kau akan ke Aokigahara… aku akan berikan datanya dan foto tetanggaku padamu… mungkin ia sudah di Aokigahara sekarang…”

“Hummm… baiklah…. Yosei… kalau tak ada gadis yang mau denganmu… jangan pernah bunuh diri… telp saja aku… aku akan mengenalkanmu dengan gadis-gadis korea. Arraseo?”

“AARRASEEO!!! ARRASEOO!!! YEAHH!!”

“HAHAHAHAHAHA”

***
Jong dan Yosei sibuk menyetir dan membicarakan banyak hal, sedangkan Song Ah, Seok, Jae Ah, Ji Ho, dan Hyun asyik menikmati pemandangan di lantai atas. Banyak hal yang tak mereka temui di korea, dari harajuku style sampai geisha yang berjalan dengan berjinjit di trotoar.

“HYUN!!! CEPAT KEMARI!!! Lihatlah… Geisha hehehe” panggil Jae Ah. Hyun menghampiri Jae Ah, ia membuka jendela dan mengeluarkan kepalanya.

“WOAAAh…… Geisha!!! GEISHAAAAAAAAAA!!! ANNYEONGHASEYOOOOOOO!!! HAHAHA ANNYEONGHASEYOOOOOOO!!!” teriak Hyun sambil melambaikan tangannya. Ketika para Geisha membalas lambaian tangan Hyun, Pria itu berteriak kegirangan. Ia segera memasukkan kepalanya lagi ke dalam Van

“HYAAAAAAAAAAAAAhAHAHAHAHAHA….. Geisha!!! Mereka cantik….. Aigoooo… aigooo… hahahaha… Kau lihat Jae Ah.?? Jiho?? Mereka melambaikan tangan padaku Hyaaaaaaaahahahaha” teriak Hyun kegirangan.

“Aigoo…. Ada apa dengannya?” Tanya Seok sambil menyelimuti tubuh kekasihnya dengan mantel.

“Dia terlalu jatuh cinta dengan Geisha hahahaha” jawab Ji Ho.

“Oh?? Song Ah… kau baik-baik saja?”

“Humm… aku hanya kedinginan…” jawab Song Ah dengan suara yang tertahan.

“Eonnie… kulihat tadi kau belum makan sama sekali… makanlah sedikit…” kata Jae Ah sambil memberikan roti isi pada Song Ah.

“Gomawoyo…” Song Ah mengambil satu lalu memberikan setengahnya pada Seok.

“Kemarin malam, aku membaca artikel tentang Aokigahara… banyak yang mengatakan kalau di Aokigahara kita harus menyediakan beberapa lampu cadangan. Hantu-hantu gentayangan akan membuat lampu senter kita rusak… paling bagus kalau kita membawa lentera. Ah… kita harus membeli banyak korek api dan lentera… Jae Ah… kakakmu sudah menyediakan dana untuk hal itu kan?” Tanya Seok.

“Hum… sudah… kami sudah menyiapkan semuanya… Kita akan menginap disana selama satu malam. Mulai besok, sampai besok lusa. Oppa… kau harus membawakan mantel lebih untuk Eonnie… dia sepertinya kedinginan sekali…” Jae Ah tampaknya masih mengkhawatirkan Song Ah yang sudah bisa tertidur di pelukan Seok.

“Masing-masing orang harus membawa perbekalan sendiri Jae Ah… kau juga jangan sampai melupakan mantelmu” kata Ji Ho mencoba perhatian pada kekasihnya.

“AIGOO!!!” Teriakan Hyun lagi-lagi membuahkan masalah, Song Ah yang sudah bisa tidur tenang, kini terbangun lagi. Seok yang kesal dengan tingkah temannya hanya bisa melemparkan tas kearah Hyun.

“Hyun bisakah kau diam sebentar saja?? Eonnie sedang sakit…” kata Jae Ah ikut sebal.

“Aigooo… sssttt… aku baru saja mendapat kabar kalau hari ini ada mayat baru yang ditemukan di Aokigahara… diperkirakan kemarin sore ia bunuh diri. Tubuhnya yang menghitam ditemukan petugas hutan yang berjaga… Aigooo… apa kita harus berlibur ditempat seperti ini???”

“Memangnya kenapa Hyun?? kau takut??” Tanya Ji Ho mengejek.

“Haisss… Kalian ini… aku lebih sayang nyawaku…” Hyun menuruni tangga “HYUUUUUNG!!! LIHAT BERITA INIIIII!!! HYUUUUUUNG AKU TAK MAU MATI HYUUUUUNG!!!!!!!” Teriak Hyun tiba-tiba membuat gempar satu van.

“HYUUUUUUUUN!! SHUT UP!! OR I KILL YOU NOW!!!” Teriak Seok sebal.

***
Sampai di penginapan milik Yosei Mori, rombongan Jong segera memanfaatkan waktu yang hampir sedikit untuk beristirahat di kamar masing-masing. Setelah malam tiba, mereka semua bangun dan beranjak untuk menikmati waktu di pasar malam yang letaknya tak jauh dari penginapan.

Song Ah yang terlihat sudah kembali sehat, sudah bergabung dengan Jae Ah untuk berbelanja perlengkapan mendaki di toko toserba yang tak jauh dari pasar malam. Ji Ho, Seok, Hyun, juga Jong berbelanja mantel-mantel baru, bad cover dengan harga murah dan tak lupa mereka membeli 6 lentera juga 6 tali panjang.
Song Ah dan Jae Ah berhasil mendapatkan banyak obat-obatan untuk kotak pertolongan ketika di dalam hutan.

“Jae Ah… aku lelah sekali… ayo pulang…” kata Song Ah sambil mencengkram kepalanya.

“Oh… Sini biar aku saja yang bawa” Jae Ah mengambil semua tas belanja yang dibawa Song Ah. Entah mengapa Song Ah sama sekali tak basa-basi. Ia hanya meninggalkan Jae Ah sendirian di belakangnya. Melihat peristiwa itu Ji Ho mendatangi Jae Ah dan membagi beban.

“Makanya… kalau kau tak bisa membantu… jangan menawarkan bantuan..” Kata Ji Ho

“Oppa… apa kau merasa ada yang aneh dengan Eonnie? Sedari tadi ia selalu diam saja… mengeluh sakit ini.. sakit itu…”

“Sssstt… dia itu gadis yang malas… untung saja kakakmu sudah memutuskannya… Aku tahu seluk beluk Song Ah… ia pasti tak ingin menanggung beban di perjalanan… lihat saja nanti…” bisik Ji Ho.

“Oh… Arraseoo…” gumam Jae Ah.

“BAIKLAh!!! Semua sudah terkumpul!! Mari kembali ke penginapan!! Aku memasakkan sushi yang enak untuk kalian” teriak Yosei dari jauh.

“YAY!!!” teriak semua rombongan, termasuk Jong yang sedang sibuk mengangkat keenam tali yang tadi ia beli.

***

Semalam, rombongan Jong menikmati Sushi special yang diracik sendiri oleh Yosei di penginapan. Perut sudah penuh, hiburan sudah didapatkan, dan pagi ini mereka harus berangkat ke sebuah tempat yang banyak ditakuti para pelancong, tempat yang banyak dicari oleh orang-orang yang putus asa.

Mobil Van Yosei berhenti di lapangan parkir yang sudah tampak usang, lapangan parkir yang menyimpan saksi bisu ribuan kasus bunuh diri. Banyak mobil rongsokkan yang dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya. Keluarga orang yang bunuh diri juga tak pernah mau mengambil mobilnya dari lapangan parkir yang begitu luas.

Semua barang dikeluarkan dari bagasi. Semua orang sudah siap dengan tasnya masing-masing, membawa perbekalan yang secukupnya untuk satu malam dua hari di dalam Aokigahara. Yosei entah ketakutan atau terburu-buru, ia langsung masuk ke dalam mobil dan berpamitan pada Jong juga semua temannya.

“Calling aku kalau ada masalah… aku akan siap sedia untuk kalian” itulah kata terakhir Yosei ketika ia meninggalkan rombongan sendirian di depan gerbang masuk Aokigahara.

“Hyung… apa kita tak membeli tiket untuk masuk kedalam?” Tanya Hyun mulai khawatir.

“Andwae… Ayoo… kalian bantu aku…” kata Jong sambil membuka ikatan tali satu demi satu.

Graasskk… Graskk… Graaskkk… suara rumput kering.

“AHHHHHHH!!!!!!!” Song Ah berteriak sambil menunjuk ke hutan. Semua orang melihat ke hutan, tampak seorang pria pincang sedang berjalan ke arah lapangan parkir. Ia duduk di bangku dekat lapangan parkir. Bajunya kuning, ada bekas darah dan tanah. Kakinya yang kiri menghitam sebagian. Lehernya terlihat sekali ada bekas-bekas jeratan.

Seok segera memeluk kekasihnya sambil menenangkannya. Lain lagi dengan Jong dan yang lainnya. Mereka tertarik mendatangi pria itu sambil menyiapkan tali untuk masuk kedalam hutan.

“I’m Sorry… Ahjussi… ah…” kata Hyun mencoba memulai pembicaraan dengan pria yang baru saja keluar dari hutan.

“Heh… ada apa? Kalian dari Korea?” Tanya pria itu sambil melirik Hyun, Ji Ho, Jae Ah dan Jong bergiliran.

“Y..ye… kami dari Korea. Ingin berlibur kesini…” Jae Ah memberanikan diri menjawab pertanyaan pria itu.

“Aku sudah tahu dari wajah kalian...”

“Ahjussi… apa kau ke hutan ingin bunuh diri? Ada apa didalam sana Ahjussi? Bisakah kau menceritakan pada kami?” Tanya Hyun sambil mencoba mendekati pria yang baunya seperti bangkai itu.

“HHHHAAHAHAHAHAHAHA…. Kalian ingin berlibur disana? Banyak yang akan membunuhmu disana… bukan hanya dirimu tapi hantu-hantu itu akan membuatmu semakin sedih dan mereka akan membunuhmu… kalian ingin bunuh diri? Atau berlibur? Kalau bunuh diri…ini tempat yang pas untuk kaliaaaan semuanya… kalau berlibur… Gerbang Aokigahara masih terbuka... silahkan kembali kalau nyalimu masih dibawah batas" kata pria tua bau bangkai pada rombongan yang dipimpin Jong.

"Kami tidak akan bunuh diri... kami hanya ingin berlibur..." kata Jong sambil mulai mengulurkan tali satu persatu.

"Huh... lihat saja... salah satu dari kalian pasti ada yang terpengaruh untuk bunuh diri... pesanku hanya satu... jangan percaya dengan pemikiran kalian sendiri... huuh... bunuh diri rasanya sulit untukku..." Pria tua itu berhasil membuat Jong dan yang lainnya terpanah. Pria tua berjalan dengan tertatih mendekati mobil Toyota yang sudah mulai usang.

Ia mengeluarkan dua botol berisi cairan kuning, yang seperti bensin, pria pincang itu mengisi bensin dan menyalakan mesin mobil, lalu pergi meninggalkan rombongan yang dipipimpin Jong.

“Hyung… bagaimana ini??....” Tanya Hyun mulai gelisah.

“Kita tetap masuk… Ikatkan keenam tali ini ke satu pohon yang ada disana… Kajja!!” perintah Jong, Hyun dan Ji Ho mengikuti perintah temannya dengan cepat.

“Oppa… Eonnie Song Ah terlihat sakit… biarkan ia dan Oppa Seok tinggal di luar hutan saja… bagaimana kalau ia terserang penyakit… kita yang akan bertanggung jawab Oppa..” mohon Jae Ah pada kakaknya.

“Andwae… semua orang harus diperlakukan sama… percayalah… semuanya akan baik-baik saja… ini hanya liburan… bukan bunuh diri” kata Jong menenangkan adiknya.

“SONG AH!!! SEOK!!! KAJJA!!! Kita masuk Hutan sekarang!!!” teriak Jong mantab.

To Be Continue
PAK JUMADI SAMARINDA mengatakan...

DULUNYA SAYA TIDAK PERCAYA YANG NAMANYA PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG SAYA PERCAYA AKAN ADANYA PERAMAL TOGEL,KARNA SAYA SUDAH BUKTIKAN BAHWA TERNYATA ANKA RITUAL,AKI-MINTANG YANG DIBERIKAN KEPADA SAYA BENAR-BENAR JEBOL DAN SAYA MENANG UANG TUNAI SEBANYAK 200JUTAL,DAN AKHIRNYA DIBULAN INI SAYA SUDAH BISA MEMBAYAR HUTANG SAYA 50JT,DAN 150JT,SAYA JADIKAN MODAL MENGUSAHA RESTORAN,JADI BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA,HUBUNGI AKI-MINTANG DI NOMOR [085 292 982 444].

DULUNYA SAYA TIDAK PERCAYA YANG NAMANYA PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG SAYA PERCAYA AKAN ADANYA PERAMAL TOGEL,KARNA SAYA SUDAH BUKTIKAN BAHWA TERNYATA ANKA RITUAL,AKI-MINTANG YANG DIBERIKAN KEPADA SAYA BENAR-BENAR JEBOL DAN SAYA MENANG UANG TUNAI SEBANYAK 200JUTAL,DAN AKHIRNYA DIBULAN INI SAYA SUDAH BISA MEMBAYAR HUTANG SAYA 50JT,DAN 150JT,SAYA JADIKAN MODAL MENGUSAHA RESTORAN,JADI BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA,HUBUNGI AKI-MINTANG DI NOMOR [085 292 982 444].

DULUNYA SAYA TIDAK PERCAYA YANG NAMANYA PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG SAYA PERCAYA AKAN ADANYA PERAMAL TOGEL,KARNA SAYA SUDAH BUKTIKAN BAHWA TERNYATA ANKA RITUAL,AKI-MINTANG YANG DIBERIKAN KEPADA SAYA BENAR-BENAR JEBOL DAN SAYA MENANG UANG TUNAI SEBANYAK 200JUTAL,DAN AKHIRNYA DIBULAN INI SAYA SUDAH BISA MEMBAYAR HUTANG SAYA 50JT,DAN 150JT,SAYA JADIKAN MODAL MENGUSAHA RESTORAN,JADI BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA,HUBUNGI AKI-MINTANG DI NOMOR [085 292 982 444].

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler