Fanfiction Somun part 10


Fanfiction : Somun ( 소문 )

"Budayakan setelah dan sebelum membaca klik SHARE/Bagikan"

Author : Ayuna Kusuma

Genre : ---

Maincast :
Leo (VIXX)
Da Yeon ( You)
Hongbin (VIXX)


Part 10 :

"Nuna......." panggil Hongbin yang sedang melayang-layang mencoba sayapnya yang baru.

"Nuna...." Hongbin membisikkan namaku sambil berterbangan diatasku.

"Ye... Hongbin...."

"Salanghaeyo.. Nuna..." Hongbin menutup matanya, lalu bibirnya yang lembut menyentuh bibirku.

"Salanghae Hongbin... chuuuuuu"

"YAAAAAAAAAA NUNAAAA!! Hahahahahaha... Aigoo.... apa yang kau bayangkan HAH?? KAJJA!! Bangun!!" aku tersentak, terkejut bukan main, ketika melihat Hongbin yang tak bersayap tertawa di atasku.

"OH... ANDWAE... Bagaimana bisa kau masuk ke kamarku HAH??!!" tanyaku sambil menyelimuti tubuhku, menghindari pandangannya yang sedikit nakal.

"Kau lupa? Huh hehehehe... sudah lama aku tahu kode apartementmu... Aigoo... Nuna..." Hongbin duduk di kasurku, dan akupun menghindarinya "Apa kau sedang mimpi berciuman denganku? hahahahahahahahahahaaaaaaaaaaaaaaaa!!!"

Bruk!! kupukul wajahnya yang nakal dengan bantal sekeras mungkin, menyadarkan kalau pertanyaannya tadi bisa membunuh karakterku.

"Ada apa menemuiku? bukannya kau harus bekerja hari ini?"

"Kau selalu saja mengalihkan pembicaraan..." Hongbin mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku sekali lagi. "salanghaeyo Nuna... bilang padaku kalau kau ingin ciuman lagi" ia pun mengerlingkan matanya padaku, lalu pergi dari hadapan.

"YAAAAA!!!!!! HONGBIN KESINI KAU!!!" dan akupun merasa senang bisa mengejarnya.

Hongbin berjalan menuju dapur, lalu mengeluarkan semua makanan yang kupunya.

"Kau tak pergi kerja Hong?" tanyaku sambil menaiki punggungnya.

"Lihatlah... sekarang hari apa?" kata Hongbin sambil memperlihatkan kalender yang tertempel di lemari es.

"Hari minggu... ah... aku lupa hehehe..."

"Nuna... turunlah... aku menciummu dua kali bukan berarti kau boleh memperlakukanku seperti ini eoh... hehehe" Hongbin menurunkanku di sofa dekat televisi. Lalu ia nyalakan televisi dan penghangat ruangan untukku.

"Pesanmu semalam.. menandakan kau begitu lelah... aku akan buatkan kau makanan... yang luar biasa... duduklah dan nikmati hiburan...arraseo..."

"Ya... harusnya kau yang..."

"ssssttt... turuti saja kata-kataku Nuna..."

"Okey..." Hongbin kembali ke dapur dan terlihat sibuk mengupas bawang, memotong dada ayam, dan melakukan semua yang harusnya kulakukan untuknya.

"Hongbin... kau sudah menciumku... kau sudah mengungkapkan kalau akan melindungiku... kau juga sudah mengatakan kalau mencintaiku... apakah kau tak mau mengikatku?"

"Hahahahahaha... Nuna... haruskah itu?" tawa Hongbin sedikit membuat shock, ia sepertinya tak serius menjawab pertanyaanku.

"Harus... aku ingin kau mengikatku... aku ingin kau memilikiku... sebelum ada pria lain yang merebutku darimu..."

"Memangnya kau sedang dekat dengan seorang pria? hehehehe... kau ada-ada saja Nuna... aku tahu dirimu tak akan semudah itu dekat dengan seorang pria... kecuali sudah bertemu bertahun-tahun sepertiku hehehe..."

"Lalu itu yang membuatmu meremehkanku? hingga kau mengulur waktu untuk mengikatku?"

"yup... hmmm" gumam Hongbin sambil mencicip masakannya "Maksudku... aku akan mengikatmu... karena aku tahu kau tak akan bisa jatuh cinta pada pria lain selain diriku... yang sudah lama mengenalmu...hehehehe... tenanglah Nuna... kita nikmati saja waktu kita... sebelum menikah... aku ingin kau mengenalku lebih dekat..."

"perlu berapa lama Hongbin?" tanyaku.

"Aku juga tak tahu pasti Nuna..." jawab Hongbin sambil memasukkan dada ayam ke oven.

"Bagaimana kalau disaat itu... aku jatuh cinta pada pria lain yang lebih ingin mememilikiku daripada dirimu? bagaimana kalau hal itu terjadi? bagaimana denganku dan bagaimana denganmu? apa kau siap untuk kecewa bila hal itu terjadi?"

"Nuna... apa yang kau bicarakan?" Hongbin pun mendekatiku, ia menggeser kursi lalu duduk di hadapanku. "Mengapa kau harus jatuh cinta pada pria lain Nuna? apakah aku kurang pantas untukmu?"

Akupun kebingungan dengan pertanyaan yang diajukan Hongbin, iya dia benar, apa yang sebenarnya kukatakan? akupun tak tahu pasti.

"Nuna... jika ada sebuah perumpamaan... cintaku padamu... tak bisa diumpamakan oleh apapun... kau adalah cinta pertamaku... Nuna... lihatlah... apa yang kubawa... hehehe" Hong menggapai tanganku, dan meletakkan kotak bludru berwarna pink, warna yang sangat kusukai.

"Bukalah... Nuna..."

Setelah kubuka, ada dua cincin yang sama dengan initial H&D di dalamnya, beberapa batu permata pun menghiasi cincin pemberian Hongbin.

"Maukah kau menungguku sebentar saja... aku akan mengumpulkan uang untuk pernikahan kita... aku tak ingin membuatmu menderita Nuna..."

"I do.... Hongbin... I do... Hahahahaha... Yes I do... i dooooooo!!!" teriakku, Hongbin pun tertawa melihat tingkahku.

"Arraseo... aku tahu kau mau menungguku Nuna..." Hongbin memakaikan cincinnya di jari manisku, dan aku memakaikan cincin di jari manisnya yang ukurannya lebih besar dariku.

"AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!! HAHAHAHAHAHAHA!!!!!!!" Teriakku bersama Hongbin, ia memelukku begitu erat, seakan tak mau melepaskanku sampai kapanpun ia tak ingin melepaskanku. Hongbin... bersumpahlah... jangan melepaskanku. Bersumpahlah.

"Dayeon? ada apa? apa yang terjadi?" tanya Leo yang tiba-tiba masuk ke dalam apartementku.

"OH!" kulepaskan pelukan Hongbin.

"Dia siapa Nuna?" tanya Hongbin, kini ia menggenggam tanganku erat-erat seakan menegaskan bahwa aku adalah miliknya.

"Dia... Leo.. hehe... tetanggaku yang kemarin kuceritakan... ada apa Leo?" tanyaku yang sedikit kikuk.

"Kudengar kau berteriak... apa kau ada masalah?"

"Andwae... tak ada..."

"Hmm... baiklah... pintumu terbuka.. sebaiknya kau tutup... agar tak ada orang asing yang masuk ke apartementmu..." gumam Leo sebelum ia menghilang dari pandanganku.

"Oh!... ada apa dengannya? ah... dia orang yang gila yang akan membantu pernikahan kakaku kan hahahahahahaha... aneh sekali... kau benar nuna... dia aneh hihihihi"

"Andwae.. dia tidak gila... jangan membicarakan dia seperti itu didepanku" kataku sambil melepaskan genggaman tangannya, seperti ada amarah dalam hatiku ketika Hongbin membicarakan Leo dengan gaya bahasanya yang seperti itu.

"Nuna..."

to be continue
Unknown mengatakan...

Cieeee cinta segitiga ..
Happy end kah?
Semoga hehe

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler