Fanfiction Somun Part 9


Fanfiction : Somun ( 소문 )

"Budayakan setelah dan sebelum membaca klik SHARE/Bagikan"

Author : Ayuna Kusuma

Genre : ---

Maincast :
Leo (VIXX)
Da Yeon ( You)
Hongbin (VIXX)


Part 9 :

Akhirnya aku kembali ke kasurku yang hangat, semua perlengkapan memasak sudah ku cuci, dan pintu depan sudah kukunci. Saat ini, mungkin Leo sudah tertidur nyenyak, atau mungkin malah tak bisa tidur karena aku terlalu bodoh menyinggung masalah pasangan hidupnya.

Ah! Ini bukan hanya salahku, Leo juga salah, ia bercanda terlalu kasar padaku, siapa yang tahu kalau ia hanya ingin bercanda. Kali ini aku sudah mencatat karakter tetanggaku yang satu itu. Leo, duda tampan yang bekerja sebagai planner manager di wedding organizer, takut air dan cinta kegelapan, ia juga sepertinya terisolasi dari lingkungannya yang dulu, sejarah keluarganya yang kelam juga membuatnya tak percaya pada siapapun.

Leo... ah... betapa menyedihkannya hidupmu. Hongbin, kuharap cerita kita tak segelap cerita Leo, tetanggaku yang begitu menyedihkan.

Hampir saja memejamkan mata, aku tertarik mendengar teriakan-teriakan yang berasal dari apartement Leo. Kubiarkan saja, mungkin dia sedang memperbaiki emosinya sendiri. Apalagi aku tahu banyak sekali yang membuat jiwanya terguncang.

Lalu kupejamkan mataku lagi, mencoba memimpikan lagi kecupan hangat bibir Hongbin tadi siang.

"DAYEOOOOON!!!!!!!! DAYEOOOOOOON!!!!!! HOOOH!! HOOH!!! DAYEOOOOOOON!!!!!!!! geumji ya!!!!!!!!! DAYEOOOOO!" aku segera meloncat memakai jaketku, dan keluar dari apartement.

Teriakan Leo yang memanggil namaku masih berlangsung, ketika aku sudah berada di depan apartementnya, Nyonya Bong dan beberapa anaknya juga tetangga lainnya, berdiri disana, tapi mereka tak berani masuk ke dalam.

"Dayeon... jangan masuk... bagaimana kalau..." cegah Nyonya Bong ketika aku membuka pintu apartement Leo yang terbuka.

"Anniya... Ahjuma... dia orang yang baik... tak perlu khawatir... kalian kembali saja ke apartement.. akan kuatasi ini sendiri.." kataku mencoba melepaskan cengkraman tangan Nyonya Bong.

"DAYEOOOOOOOOOON!!!!! geumji ya!!!" Teriak Leo lagi, akupun masuk ke dalam apartementnya.

"Ahjumma... kalian semua... kembalilah... aku akan menyelesaikan masalah ini..." kataku...

"Hati-hati Dayeon... hubungi kami kalau kau kesulitan menghadapi orang gila itu..." kata Nyonya Bong terakhir kali sebelum kututup pintu apartement Leo.

Di dalam apartementnya begitu gelap. Tapi aku bisa hafal tempat ini, karena semua ruangan apartement dibangun dengan design yang sama oleh pemiliknya.

Aku menuju ke sumber suara itu, teriakan Leo yang menggema, sedikit membuatku merinding. Suara itu berasal dari kamar mandi. Apakah yang terjadi pada Leo.

"DAYEEEEEEEEEEON!!!!!!!"

"Aku disini!! AKU DISINI!! Kau dimana Leo!?!"

Kraaaaak!! pintu kamar mandi terbuka, dan air menyerbu ruangan tengah, menggenang lantai yang tertutup karpet. Leo terlihat menggigil, kran air terbuka, dan air masih mengalir deras memenuhi bathup.

"Dayeon!" Leo berlari memelukku. tubuhnya yang dingin dan menggigil seakan mengalirkan listrik tegangan tinggi yang tak ingin kurasakan. Air yang membasahi baju Leo, juga membasahi jaketku.

"Dayeon... tolong aku....." gumam Leo

Tak banyak bicara, aku membawa Leo yang masih memelukku ke sofa yang jaraknya lebih dekat daripada kamar Leo. kubaringkan ia, dan meneyelimutinya dengan selimut wool yang tersampir di sebelah sofa.

"Tidurlah disini... aku akan membersihkan kamar mandimu..." Leo menuruti kata-kataku. Tak tahan dengan suasana gelap, kunyalakan saja semua lampu di apartement Leo.

"Dayeon... mianhae..." gumam Leo yang masih menggigil kedinginan.

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan? kau bilang, kau begitu takut dengan air... tapi mengapa kau mencoba mandi... hmmm?" tanyaku sambil menguras habis isi bathup. dan bersiap-siap mengepel lantai karpet milik Leo.

Leo hanya diam saja, kurasa ia sudah tenang dan tertidur sekarang. Apa sebenarnya yang ia pikirkan. Apakah ia ingin mandi, atau bunuh diri?.

Kulihat jarum jam di dinding, menunjukkan pukul 2 pagi. Sepertinya aku tak bisa tidur nyenyak malam ini. Dan besok, aku tak bisa bekerja dengan nyaman.

Aku pun mengirimkan pesan pada Hongbin, berita bahwa aku tak bisa masuk kantor redaksi esok hari, aku ingin tidur seharian di rumah. Dan dengan cepat Hongbin pun menjawab "Okey Nuna"

Setelah selesai membersihkan lantai, kumatikan semua lampu apartement Leo. Karena ia sudah tertidur, dan kini saatnya untukku kembali ke kamar tidur dan melupakan semua tragedi menyedihkan malam ini.

"Dayeon... Bisakah kau buatkan aku kopi hangat?.." Leo seakan menghalangiku pergi dengan permintaannya

"Okey..."

"Buatkan juga untuk tetanggaku yang baik..."

"Siapa?" tanyaku kebingungan, perasaan sedari tadi hanya ada aku dan Leo.

"Dayeon... dia gadis yang baik sekali... dia tetanggaku yang baik" terang Leo, ada sebersit senyuman yang melintas begitu cepat di bibirnya.

"Arraseo... "

Dengan susah payah mencari dimana letak kopi dan gula, akhirnya aku berhasil membuat dua kopi hangat yang begitu harum.

Leo sedang duduk di bawah sinar rembulan.

"Ini... punyamu... kutemani kau minum kopi... setelah itu tidurlah... besok aku harus berangkat ke kantor.."

"hmmmm" Leo menikmati kopi yang telah kubuat untuknya. "Mianhae... membuatmu tak bisa tidur malam ini... tapi... ini sudah hampir pagi... bisakah kau tak tidur malam ini?..."

"wae?"

"Karna... aku memerlukan teman untuk bicara... dan aku hanya punya dirimu... saat ini.. hanya kau yang bisa kuajak bicara..."

"huh... kalau kau keluar dan mau menyapa banyak orang... kau akan punya banyak teman untuk bicara... Leo... sebenarnya apa maksudmu tadi? kau ingin mencoba untuk mandi ? atau?"

"Aku hanya ingin menghapus aroma busuk dari tubuhku... aku ingin kau tak terganggu dengan bau busukku.. tapi sayangnya obat dari dokter sudah habis... terpaksa aku harus mencoba untuk mandi..."

"Hmmm... sebenarnya aku sudah biasa mencium aroma busukmu hehehe... sudah beberapa kali aku bertemu dengamu kan? Aku... orang yang biasa menerima... Leo... jadi kau tak perlu merubah dirimu bila bertemu denganku... lagi pula... aku bukan orang yang penting untukmu..."

"Mwooo... " gumam Leo sambil membuka mulutnya lebar-lebar. "Kau orang yang terpenting untukku... karena kau mengembalkan suratku... aku bisa kembali bekerja... karena kau mau mengembalikan pizzaku... aku akhirnya bisa merasa kenyang hehehe... dan karena kau mau menolongku... aku bisa tenang, duduk di sini, minum kopi buatanmu.. bersamamu... Kau orang yang penting kan.."

"Hmm... Leo... mianhae... bukan aku tak mau bersamamu... mendengarkan ceritamu... tapi.. kekasihku akan marah kalau mengetahui sekarang aku disini bersama pria lain"

"Dayeon... tak bisakah kau tetap disini?" tanya Leo sambil menahan tanganku.

"Mianhae... aku tak bisa... "

"Dayeon... kalau kau menjadi aku... yang selama 2 tahun ini tak pernah dekat dengan siapapun... lalu bertemu dengan orang yang mau peduli denganmu... kau akan merasa sepertiku saat ini... Kumohon Dayeon..."

Melihat wajahnya, dadaku begitu sesak, ada rasa yang membuatku mau bertahan bersama Leo, dan mencoba mendengarkan apa saja yang akan ia ceritakan.

"Gomawo..." gumam Leo ketika sadar aku kembali duduk di hadapannya.

"Hidupku.. Aku pria terbodoh yang pernah kau temui... begitu kan Dayeon?"

"Hmmm" kataku sambil menganggukkan kepala.

"Aku memang pria yang bodoh, yang tak bisa melindungi ibunya hingga ia harus kehilangan ibu yang sangat dicintainya... Aku pria yang bodoh... hingga tak bisa mengalah, Istriku... meninggal karena bunuh diri 2 tahun yang lalu... awalnya...." Leo menahan kata-katanya, ia menundukkan kepalanya, lalu menghapus airmatanya.

"Awalnya... ia begitu mencintaiku... tapi setelah ia bertemu kembali dengan mantan kekasihnya... ia meninggalkan aku begitu saja... dan bodohnya aku... hanya membiarkan istriku selalu bersama pria itu... Lalu... suatu hari.. pria itu menghilang entah kemana... istriku terlanjur mengandung benih pria itu... sebenarnya aku begitu jijik dengan istriku... tapi ia wanita... seperti Ibuku... yang begitu kurindukan... Kukuatkan hatiku untuk menerimanya kembali... berharap aku bisa hidup dengannya lagi... tanpa ada gangguan dari pria itu... tapi kebaikanku... membuat istriku lebih shock... Malam itu... ia meminta maaf padaku melalui telephone.. ketika itu aku sedang di Dokdo... dan dia di Seoul... paginya... aku sudah menemukannya tergantung...." Leo menundukkan kepalanya, tubuhnya yang basah terguncang berkali-kali.

Kuberanikan diri untuk menguatkannya dengan membelai punggungnya. dan menyelimutinya lagi.

"Dia... meninggalkan aku sekali lagi Dayeon...dia.... dia.... meninggalkanku Dayeon... mengapa semua orang yang kucintai memilih untuk meninggalkan aku Dayeon... mengapa?? Haruskah aku hidup sendirian seperti ini Dayeon...." Leo menangis sambil menundukkan wajahnya.

"Aku tak bisa menjawab pertanyaanmu Leo... Cinta... tak selalu bisa memiliki... mungkin sekarang Istri dan ibumu bisa melihat kau dari surga... dan mereka akan bersedih bila melihat kau seperti ini... sudah... tenangkan dirimu... kau pria yang kuat... kemarin saja kau menendangku... apakah sekarang kau harus meruntuhkan pandanganku padamu? dengan menangis seperti ini?"

Leo menghapus airmatanya lalu merebahkan dirinya di sofa. menatap langit-langit yang kelam, seperti hatinya saat ini.

"Kurasa aku akan memilih untuk mati... bila menjadi dirimu... tapi nyatanya kau memilih meneruskan hidupmu Leo... kau tahu? itu berarti kau lebih kuat dariku... kau lebih hebat dariku... suatu hari.. kau akan mendapatkan apa saja yang kau inginkan... istri yang setia, anak yang bisa kau banggakan, dan pekerjaan juga lingkungan yang sehat dan mendukungmu... percayalah padaku... kau akan mendapatkannya... Masa lalu... biarlah menjadi sekedar masa lalu... tak perlu diingat terlalu lama... kau... adalah masa kini... yang berhak hidup dengan nyaman... Leo... keluarlah dari duniamu yang kelam... hanya itu kuncinya..."

Leo hanya terdiam, masih memandangi langit-langit apartementnya.

"Okey... aku akan temani kau besok... sekarang kepalaku sudah pening... aku akan kembali untukmu besok... ceritakanlah semua yang ingin kau ceritakan arraseo? aku kembali... annyeong..."

"Dayeon..." gumam Leo sambil melihatku yang berdiri di sebelahnya.

"hmmm?"

"Bolehkah aku masuk ke duniamu?... hanya kau yang bisa kupercaya bisa membahagiakanku... bisakah aku masuk ke duniamu?" Leo pun tersenyum lagi, senyuman menawan dibawah sinar bulan malam ini.

to be continue
Unknown mengatakan...

Kerennnnnnn ^0^

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler