Drama adalah karya sastra untuk diperankan oleh aktor
Drama (Yunani Kuno δρᾶμα) adalah satu bentuk
karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”.
Drama bisa diwujudkan dengan berbagai
media:
di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang
dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat
melodrama).
________________
MESIN TIK YANG MATI
[seting]
Sebuah ruangan sempit yang hanya berukuran tidak lebih dari 2×2
meter dengan penerangan lampu pijar bekekuatan 15 watt yang tergantung
di tengah-tengah ruangan dan jendela kecil yang tampaknya dipaksakan
ada mengingat ruangan sempit ini memerlukan sirkulasi udara dan cahaya,
sehingga menampakkan bayangan samar diatas lantai semen yang sudah
gempur dibeberapa tempat sehingga terlihat tanah yang berada dibawah
lapisan semennya. Di sudut ruangan disebrang sisi jendela terdapat meja
kayu yang salah satu kakinya harus diganjal dengan batu bata dan tak
lupa pula lengkap dengan bangku reotnya yang tampak sedikit mempermanis
suasana diruangan dengan tekstur kayunya yang berwarna coklat tua yang
tampak mulai memudar, di atas meja terdapat sebuah mesin tik tua
berhiaskan ornamen-ornamen
dari karat yang dari penampilannya saja rasanya layak mesin tik itu
mendapatkan penghargaan “lifetime achievement typewriter Award” atas
jasanya yang sudah menerbitkan ratusan juta lembar naskah demi naskah.
Sekilas pemandangan ini rasanya hanya bisa dijumpai di museum-museum
yang menampilkan diorama tentang kehidupan dan suasana jaman perang,
tapi ruangan sempit ini memang ada dan bahkan teramat nyata untuk kita
sadari.
[Adegan]
Sore hari menghantarkan sinarnya yang berwarna kemerahan saat
seorang lelaki tua yang kira-kira berumur tidak kurang dari 70 tahun
tampak memasuki ruangan sempit, terdengar derit saat pintu ruangan
tersebut dibuka yang terdengar seolah tak rela siapapun memasuki
ruangan sempit tersebut. Sesaat lelaki tua itu tampak diam sejenak
memperhatikan keadaan sekitar seolah ingin benar-benar memastikan
ruangan ini memang siap untuknya. Setelah yakin dengan sigap ia menarik
bangku dan duduk disinggasana kebesarannya seperti halnya raja-raja
tempo dulu pada masa kejayaan mereka. Ya di ruangan
inilah dia menjadi raja bagi dirinya dan rakyatnya yang terdiri dari
perabot seadanya turut tunduk kepada dirinya. Sebagaimana raja yang
berdaulat maka lelaki tua itu memutuskan untuk mengeluarkan titahnya,
perlahan jari tangannya mulai memainkan tuts-tuts mesin tiknya
[ctak..ctek… ctak…ctek…ctak..ta..tak….tikkk..tikk takkk
tak..ctak….ctik…kreeeeeekkkk…ctek…ctak…tek…
tekkk…takk…tikk..tek…takkk…ctakk…kreeekkkkkk].
Tiba tiba terdengar suara yang sangat mengejutkan lelaki tua itu, ia
mendapati mesin tik tuanya bergetar tak karuan seakan-akan hilang
kendali dan terus menerus seperti itu, ia bingung atas kelakuan mesin
tik miliknya yang seolah hendak berbuat makar atas dirinya.
[Dialog]
“Hentikan !!!! sudah cukup, sudah muak aku meladeni kau dan kelakuan
konyolmu tiap hari. Sudah cukup aku biarkan diriku mendengarkan
celotehan konyolmu, bahkan jarimu saja sudah tak kuasa lagi mengikuti
kemauan otakmu yang sudah seharusnya kau kubur puluhan tahun yang lalu.
Aku lelah !!!!” jerit suara yang berasal dari mesin tik itu.
“Apa yang kau bicarakan sudah bosankah kau bersenda gurau denganku,
bermain kata aksara demi aksara, melihat betapa anggunnya pita karbon
yang selalu berputar mengusap lembut setiap helai demi helai kertas
yang menjadi buah cinta kita bersama, mengapa kini kau berkata seperti
itu kepadaku? ” tanya lelaki tua itu.
“Aku sudah muak denganmu, tidakkah kau sadar dengan dirimu sekarang? “, jawab mesin tik yang dibalas juga dengan tanyanya.
“Memangnya kenapa aku sekarang?” tanya lelaki tua itu lagi.
“Hah… ternyata kau pun tak sadar, dulu kau memang seorang yang gagah
dan berkuasa, setiap orang mendengarkanmu bahkan akupun merasa senang
bisa menemanimu, tapi sekarang… lihatlah dirimu, kau ini sekarang
hanyalah seorang raja tua yang sudah kehilangan segalanya, ocehanmu
sekarang tak lebih dari sekedar omong kosong belaka, kau tak lagi
berguna!” jawab mesin tik.
“ Apa katamu ? kau pikir hanya karena usiaku yang menua dan keriput
sudah memenuhi sekujur badanku, aku tak lagi dapat memberikan arti dari
keberadaanku, apakah arti dari keberadaanku ini hanyalah sia-sia
belaka… jangan kau pikir aku akan berhenti memberikan makna hidupku ini
kepada dunia!”, kata si lelaki tua dengan emosi yang teratahan.
“Dunia? kau katakan makna hidupmu pada dunia ha… ha….ha…ha…ha…” Tawa mesin tik itu.
“Apa yang kau tertawakan?” Tanya lelaki tua dengan perasaan yang terluka.
“Dunia mana yang kau maksud ? dunia mana yang mau menerimamu,
menerima seorang lelaki tua yang tak ada artinya” jawab mesin tik.
“Dunia yang mau menerima dan menghargai setiap hikmah dan nilai-nilai kehidupan
mereka yang telah membangunnya, dunia yang menghargai setiap kisah dari
seorang tua yang ingin membagi apa yang ia rasakan dan apa yang ia
alami, dunia yang memandang seorang bukan dari siapa orang itu,
melainkan apa yang telah ia itu perbuat, dunia yang akan selalu belajar
dari masa lalunya. Dunia itulah yang akan selalu mengakui keberadaan
seorang lelaki tua sepertiku.” jawab lelaki tua itu dengan pancaran mata
penuh dengan harapan dan keyakinan.
“Dunia itu telah lama mati terkubur bersama tulang-belulang
orang-orang sepertimu!. Kau terlalu lama hidup dalam kerajaan sempitmu
sehingga kau tak lagi menyadari apa yang telah berubah. Duniamu sudah
berubah menjadi dunia yang penuh dengan penyakit-penyakit yang membuat
setiap orang lupa akan makna dirinya dan darimana ia berasal. Duniamu
sudah berubah dimana sekarang kepalsuanlah yang menjadi rajanya,
kemunafikan yang menjadi singgasananya dan bahkan sang raja pun sudah
mengeluarkan titahnya sehingga kebencian hinggap disetiap hati, tanpa
menyisakan sedikitpun nurani dan rasa keadilan dari warisan duniamu,
duniamu hanya utopis belaka hanya impian bagi kerajaan konyolmu!.”
Balas mesin tik dengan ketus.
“ya.. duniaku sekarang memang hanya utopis bagi jiwa yang telah
kehilangan akarnya sepertimu. Tapi di luar sana impianku akan tetap
hidup bagi setiap orang yang tahu darimana ia berasal. Dan mimpiku kan
menjadi jawaban dari setiap jiwa yang terus menggantungkan harapnnya
pada matahari.”
“Ha…ha…ha… betapa naifnya dirimu, bahkan mataharipun ada kalanya
tenggelam dan berhenti tuk menerangi dunia, dan orang tua sepertimu
sudah saatnya hilang dan punah bersama kenaifanmu.” Jawab kembali mesin
tik yang disertai tawanya.
“Berhenti? Bagiku hanya ada 2 titik dalam kehidupanku, yakni saat
kelahiranku dan akhir kehidupanku dan selama waktuku belum tiba aku
tidak akan pernah berhenti.” Kembali lelaki tua itu berkata.
“kau sudah tamat… KAU SUDAH TAMAT!!!!.”
“Tidak …. Tidak akan pernah!!!” bantah lelaki tua itu.
“Seribu kalipun kau mengatakan tidak keadaan akan tetap berubah.
Lihatlah keluar jendela, lihatlah bagaimana mataharipun perlahan
tenggelam dan hilang ditelan malam.” Kembali mesin tik itu berkata.
“hentikan !!!.” kemarahan lelaki tua itupun memuncak dan dengan
kemarahan yang teramat sangat dilemparkannya mesin tik itu sehingga
jatuh kelantai yang keras, mesin tik itu pun terkapar tiada daya dan
mati menjemput ajalnya, meninggalkan segala kepicikan dan kebodohannya
yang membunuhnya sendiri.
Lelaki tua itu bingung, tersentak ia dalam pikiran nanarnya, yang ia
pikir selama ini bahwa sahabat setianya adalah mesin tik itu, disaat
anak dan istrinya perlahan meninggalkannya, tapi sekarang ia mendapati
sahabat setianya kinipun telah meninggalkannya, menghianatinya. Kini
dalam kesedihan dan kemarahannya yang bercampur menjadi satu, ia
bagaikan partikel kecil yang terhempas ke kanan dan ke kiri, ke atas
dan ke bawah, ke depan dan ke belakang dalam dunia yang kini tak lagi
menerima keberadaan dirinya. Ia merasa perlahan dirinya terhisap ke
dalam pusaran lubang hitam dimana setiap materi tak lagi terukur dalam
satuan massa-nya lagi, dan tak lagi menjadi milik konstelasi dunia.
Hening sesaat mewarnai suasana sore itu, bahkan lelaki tua itupun
masih duduk termangu tanpa tahu apalagi yang harus ia lakukan.
Kesedihan masih mewarnai langit senjanya. Perlahan ia bangkit dari
lamunannya, berdiri dan menatap sesaat ke arah jendela kecil ruangan
itu, memandangi langit senja di cakrawala. Yah matahari kini mulai
meninggalkan dunianya dan melepaskan dirinya ke dalam pelukan malam dan
membiarkan bulan menuntunya sebagaimana bulan
kan memberikan setitik harapan bagi jiwa lelah yang menantikan sinar
matahari. Kini sudah saatnya bagi dirinya pikir lelaki tua itu, ia
membalikkan tubuhnya dan melangkahkan langkah kakinya yang mulai gontai
menuju sisi lantai dimana mesin tik-nya yang tak lain sudah menjadi
seonggok besi tua yang tak lagi berguna. Perlahan ia mengangkat mesin
tik itu, sangat pelan sekali, dengan lembut ia letakkan mesin tik itu
dalam pelukannya, ingatan demi ingatan terlintas dalam benaknya,
terbayang ia saat ia menggendong anaknya saat masih bayi dulu, dan
seperti halnya anaknya ia tahu bahwa ia juga harus berpisah dengan mesin
tik miliknya. Dalam keharuan dan air mata yang bergulir diatas pipi
keriputnya ia letakkan kembali mesin tik itu keatas meja kayunya dan
memandang untuk terakhir kalinya. Perlahan lelaki tua itu membalikkan
tubuhnya dan berjalan keluar ruangan sempit itu dan pergi tanpa pernah kembali lagi, meninggalkan kerajaannya, meninggalkan semuanya.
Ruangan sempit itu tak lagi sama, sekarang ruangan itu hanyalah
kerajaan tanpa raja yang duduk di singgasana kebesarannya, tanpa ada
lagi titah yang dulu mewarnai hari-hari dalam ruangan itu. Sang raja
kini sudah menemukan kerajaannya sendiri, di dalam kerajaan hatinya
yang takkan pernah meninggalkannya bersama kebijaksanaannya dan dalam
pelukan malam yang menjadi singgasananya serta angin malam yang kan
selalu meniupkan dan membawa titahnya mengarungi angkasa, memasuki
mimpi-mimpi malam setiap insan yang terlelap dalam mimpi hari esok
mereka hingga mereka terbangun dan menjadi raja bagi diri mereka
sendiri, raja bagi setiap harapan mereka sendiri. Tamat.
Dari
buku sekolah.
________________
Terima kasih kepada: Okrek (Produk Busana Muslim), Duta Pulsa (All Operator Pulsa Elektrik), Mode (Belajar Mendesan Busana), Persewaan Alat Pesta / Tenda, Permata Martapura di Facebook, Gamis Modern di Facebook