Author : Ayuna Kusuma (Yun)
Genre : Romance. Parody. Sadly
maincast :
Woohyun : Woohyun INFINITE
Gadis Cantik dan Bodoh/ Nae Mi : Minah Girl's Day
Gadis Cantik 2 : Masih Rahasia
Satu jam aku dan Naemi berdiri di tengah gerbong, di himpit banyak orang. Selama itu aku tak mengalami spot jantung, panas dingin, mual bahkan pusing. Tentu saja karena aku selalu melihat Pororo yang menari-nari saat Naemi menggerakan bibirnya. Gadis itu benar-benar setia dengan perkataannya, setia dengan janjinya.
Aku tak pernah sekalipun sebelum ini bertemu dengan gadis seperti dia. Kesetiaannya dan kebaikannya terhadapku ingin aku balas dengan teriakan ‘Saranghae… Naemi chu chu chu’ tapi sikapnya yang membuatku susah dan semakin sebal dengannya aku malah ingin meneriaki Naemi ‘Jug-euleee~!!!!” .
“Oppa… eh.. Wooh… aku sangat lelah berdiri seperti ini, bisakah kau menggendongku?”
“Mwooo? Kau saja lelah, apalagi aku?”
“Wooh….. kakiku sangat lemah, sakit sekali, aku tak bisa berdiri lama”
“Tapi sebentar lagi kita akan turun kan?”
“huuuummm… Wooohyun…” Naemi berpura-pura manja padaku.
“Aigoo… kenapa kau ini? Huh, kau mau acting manja, marah, atau menangis, aku tak akan menuruti, kakiku juga sakit”
“Wooh… percayalah padaku… kalau aku paksakan lagi, aku bisa pingsan, panas sekali disini, dan kakiku sangat sakit… ommo.. ommo” kata Naemi sambil memegang lututnya.
“Aku tidak percaya”
“Wooooh… lihatlah wajahku.. aku pucat kan?” Kata Naemi, dan… aku kembali mencari Pororoku, kemana lagi dia? Dan mengapa berganti bibir yang seksi lagi? Ahhhss… jantungku berdegup kencang lagi, dan aku merasakan kesakitan juga ketakutan. Saat melihat wajah Naemi yang pucat putih.
“Oh… oh… wajahmu pucat sekali… cepat… tutup pakai masker. Aku akan menggendongmu” mendengar kata-kataku. Naemi menutup mulutnya dengan masker, ia membalikkan badanku, meloncat dipunggungku.
Aw… sepertinya semua tulangku patah, saat aku menggendongnya di pundakku. Ya menggendong seperti seorang ayah menggendong anaknya. Bukan seorang pria menggendong kekasihnya.
Alhasil semua orang di seklilingku mentertawakan Naemi yang kugendong, bukannya ia berpegangan pada atap gerbong, Naemi malah berpegangan di wajahku. Aku merasakan sangat tersiksa.
Bagaimana tidak. Aku menggendong seorang gadis cantik yang bernama Naemi, baru aku sadari bahwa
Naemi hanya memakai celana ¾ dan aku menyentuh kakinya yang putih dan lembut. Ini membuat jantungku lebih tersiksa. Aku mulai sesak. Bertambah sesak saat Naemi menutup mukaku dengan tangannya
“Naemi~!!! NAEMI~~!!” teriakku dengan mulut terbungkam
“Ye……. Woaahhh segar sekali diatas sini hahahaha”
“Naemi~!!! Jangan kau tutup mulut dan wajahku~!!! Aku sesak~!!! HEY~~~!!!”
“Hehehehe… maaf Wooh aku lupa” Ketika Naemi melepaskan tangannya, aku merasakan amat lega, woaaah… seperti terlepas dari jeratan virus berbahaya.
“WooH… aku akan jatuh” teriak Naemi.
“Pegangan… pegang kaitan yang ada di atap gerbong CEPAT~!!!” teriakku. Aku sempat hampir jatuh kekanan dan kekiri.
“Ah… sudah hehehee… ayo Wooh.. coba kau kesini, disini sangat dingin hihihi”
“Mwooo…. Kalau aku kau kesana, lalu siapa yang menggendongmu seperti ini hah?”
“Oh iya… aku lupa Hahahahaha”
Melihat paha dan kaki Naemi, aku menjadi ingat lagi dengan penyakitku.
“Naemi~!! Cepat turun jantungku sakit… cepat…”
“Tidak mau… aku senang seperti ini” kata Naemi, aku yang sudah tak kuat lagi menanggung berat tubuhnya, langsung saja maju kedepan dan membiarkan Naemi tergantung diatas gerbong.
“AIGOOOOOOOO~!!! WOOHYUN~!!! Tolong aku~!!!” Aku terlalu sibuk mengatur detak jantungku, dan menyeka keringatku tak memperhatikan bagaimana keadaan Naemi saat itu. Suara gelak tawa menggelegar diseluruh gerbong. Lalu saat aku mulai normal kembali aku membalikkan badanku dan melihat Naemi masih memegang tali diatas gerbong. Jadi dia masih tergantung disana.
“Ayo loncatlah Naemi, aku akan menangkapmu”
“Aku tidak mau… lebih enak seperti ini hehehe” Kata Naemi sepertinya sudah menikmati posisinya yang baru, bergantung-gantung di atap gerbong kereta
“Ommo… apakah kau tidak malu? Banyak orang melihatmu.”
“Tidak apa, biar saja mereka melihatku, asal aku bisa merasakan kesegaran hahaha, dan kakiku bebas rasa sakit” Kata Naemi sambil memejamkan matanya. Aku tahu pasti dia sebenarnya merasakan malu yang sangat luar biasa
“Ayolah Naemi… loncatlah aku akan menangkapmu, apakah tanganmu tidak sakit?”
“Sedikit..” katanya. Ah biar saja, toh dia juga menikmatinya. Saat aku merenggangkan tulang belakangku, aku tersadar banyak pria di gerbong yang menikmati paha mulus milik Naemi. Langsung saja aku tarik kaki Naemi tanpa aba-aba.
Dia… Gadis cantik yang bernama Naemi itu… Jatuh, di atasku, dan wajahnya pas di depanku, tanpa masker, tanpa penutup, Jantungku pun semakin sakit rasanya, sesak pun terasa saat aku sadar, bibir kami saling bertemu dalam kecelakaan yang menimbulkan rasa malu luar biasa.
“AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH~~~~~~~~~~~~~!!!” Naemi terbangun dari jatuhnya dan melompat lompat sambil mengusap-usap bibirnya.
‘ANNNNNDWEEEEEEEEEEEEEEEEEE”
Aku yang tertimpa badan seberat itu, hanya bisa terdiam sesaat. Memikirkan lagi… Apa yang terjadi tadi?. Apakah aku dan Naemi saling berciuman?, lalu jantungku? Mengapa tak merasakan apa-apa? Berdegup begitu saja? Apakah aku sudah sembuh?.
Lalu tamparan itu membangunkanku dari lamunan yang membuatku bahagia.
“WOOHYUN~!!! Kau harus bertanggung jawab~!!!” teriak Naemi diiringi gelak tawa orang-orang disekitar kami.
“DIAM KALIAN SEMUA~!!!” Naemi berteriak dan semuanya menjadi sunyi.
“Wae wae wae waeeeee?? Bertanggung jawab atas apa? Hah?”
“Wooh… kau menciumku… kau harus bertanggung jawab?”
“Huh enak saja… kau yang menciumku~!!! Siapa tadi yang menindihku? Hah?”
“Aku…” kata Naemi pasrah
“Itu berarti kau yang menciumku, bukan aku yang menciummu, mengerti ~!!!”
“Jug-euleee~!!!!” bentak Naemi sambil mencekik krah kemejaku “Siapa yang menarik kakiku? Siapa yang menyuruhku turun? Hah? Kau kan? Kau yang menciumku. Arra???”
“Ah… Anni….. Lihatlah pria-pria disini, mereka melihat paha dan kakimu, apa kau tak tahu malu hah?”
“Biar saja mereka melihat pahaku, mereka tidak menciumku” kata Naemi sambil melepaskan tangannya dari leherku.
“HASSSHHH…. Kau ini…” Kami saling menatap penuh amarah. Ya aku sudah sangat kesal dengannya. Bibirnya yang lembut itu hampir saja membunuhku
Kereta berhenti. Semua penumpang pun keluar, tinggal kami berdua di gerbong yang tetap berdiri mematung.
“So… apa yang ingin kau minta dariku? Pertanggung jawaban yang bagaimana?”
“siapapun yang menciumku, harus menjadi pacarku, arra?’
“tidak bisa. Aku tidak mau, tadi hanya kecelakaan”
“MWO?? Menciumku tadi kau bilang kecelakaan? Lalu kalau kau menyentuh pahaku tadi kau bilang kecelakaan juga? Hah?”
“HYAAAAAAAAAAAAAKk… siapa yang duluan meminta tadi??”
“Aku… Tapi Wooh.. kau sudah mencuri ciuman pertamaku”
“Oooh… hehhehe I can be crazy… HYAKKK~!!! Bisakah kau mencabut kata-katamu?? Aku tak pernah mencummu, itu hanya kecelakaan saja”
“Wooh…” Aku melihat air mata dipelupuk mata Naemi…entah mengapa aku tak mau air mata itu menetes jatuh dari matanya dan membasahi Pororoku
“Ye… Arraso… aku akan jadi pacarmu, tapi untuk sementara okey? KARENA AKU AKAN PUTUS DENGANMU HWAHAHAHAHA” Kataku
"WOOHYUN~~!!! OPPA~~!! mau kemana KAU~!!!"
Aku berlari turun dari kereta, dan berlari semakin jauh dari stasiun. Tapi aku bahagia saat berpaling, gadis cantik itu mengikutiku dan berteriak
“OPPA~~~~!! SALANGHAE………………..” Aku berlari sambil melihatnya dibelakangku, kulihat dia membawa jaket dan tasku. Oh hohohoho dia menolongku lagi. Apakah kami berjodoh? Kalau begitu, aku akan menggagalkan bertemu dengan Sung Ji Roh. Tapi bagaimana penyakitku?
To be continue