- - - - . - - | Facebook | Twitter | GPlus |

Fanfiction : New Life Part 23



"Sebelum membaca klik BAGIKAN / SHARE ya..... supaya banyak yang baca dan menikmati cerita ini... hehehe"

Author : Ayuna Kusuma

Genre : Romance.

Maincast :

Leemi : You
Hyorin : Bora SISTAR
Hoya : Hoya Infinite
SungYeol : SungYeol Infinite
Joo Park/JP : Woohyun Infinite
Shin Eunji : Lim Soo Jung


***

“Finish… dengan gaun hitam.. kau akan tampak cantik, tidak mudah di sepelekan, dan tegas. Subok… ingat janjimu tadi ya? Hihihi” Leemi membenarkan letak rambutku, kulihat dari kaca rias, Hoya hanya melihat kakaknya dengan sinis.

“Lee… jangan panggil dia Subok..!! itu panggilan kesayanganku!!” bentak Hoya, huh, kesayangan kau bilang? Kapan kau melihatkan sayang padaku? Kalau tidak marah kau hanya bisa meludahi wajahku sambil merusak gendang telingaku dengan teriakanmu.

“Hoya… jangan bersikap seperti itu… kau kan sudah jadi bintang terkenal sekarang…” kata Leemi sambil menunjuk-nunjuk wajah Hoya dengan gunting rambut.

“benar kata Eonnie. Kau harus bisa menjaga ucapanmu… atau para haters akan lebih membencimu kalau tahu kau yang sebenarnya seperti ini” tambahku.

“Hahahahaha… benar-benar… kau memang pintar Subok” puji Lee padaku.

“hehe…” suara tawaku semakin bermakna ketika kulihat mulut Hoya yang sudah di beri lipbalm terlihat semakin menebal.

“ye…ye… arraseo… Palli.. kita harus berangkat sekarang!!” kata Hoya sambil menyeretku keluar dari ruang rias VIP milik Leemi.

“Semoga berhasil~~~~!! Subok!! Ingat janjimu ya~~~!!” Teriak Leemi dari tengah pintu butiknya. Ia melambaikan tangan seolah-olah itulah harapan besarnya padaku. Ahss… bagaimana caranya aku mendekatkan Joo Park dan Leemi? Sedangkan aku saja sudah tak dibolehkan untuk bekerja lagi dengannya.

Di mobil aku memeriksa tasku, selama tinggal di rumah Hoya aku tak pernah melihat handphoneku, ketika kulihat daftar panggilan masuk. Ternyata Joo Park menghubungiku sampai puluhan kali.

“Ommo… dia melakukannya berkali-kali” kataku sambil menghapus panggilan dari Joo Park.

“Wae? Wae?” Tanya Hoya sambil mencuri pandang ke Handphoneku.

“Aissh… perhatikan jalan saja” aku mengelak, dan menghindarkan handphoneku dari pandangannya. Kalau dia tahu, pasti marah dan make up yang sudah susah payah di buat Leemi akan rusak karena ludahnya.

“Ada apa? Apa yang berkali-kali?” Tanya Hoya lagi seakan-akan tahu apa yang kusembunyikan. Aku tak bisa berbohong dengannya, kalau ia tahu aku pernah membohonginya, urusannya akan lebih rumit dari sekarang.

“Anni… Joo Park menghubungiku berkali-kali… tapi aku tak mengangkatnya kemarin…”

“HAHAHAHAHAHAHA……….. Poor Joo Park…!!” Hoya berteriak lalu membanting setir, ia seakan bahagia diatas penderitaan temannya sendiri.

“Hyak!! Hoya…kau tahu?... kakakmu sudah lama menyukai Joo Park… bagaimana kalau kita jadi comblang mereka? Hum?” tanyaku sambil mengedipkan mata pada Hoya, Sonya pernah mengatakan kalau seorang gadis sudah mengedipkan matanya, pria akan kalah dan menyetujui apapun yang diinginkan sang gadis.

“Mwo? Apakah ada debu di matamu?” kata Hoya, tangannya menyentuh mataku, lalu membukanya dengan paksa.

“HYAKSS!! Aissh… apa kau tak tahu maksudku eoh?” kataku sambil menempelkan lagi bulu mataku yang hampir lepas karena ulah Hoya.

“Oh….. kau sedang merayuku? Hahahaha ku kira mataku kemasukan debu.. aih.. mianhae… HAHAHAHAHA…”

“Haiss… Hoya… bagaimana dengan kakakmu? Dia sepertinya begitu mencintai Joo Park… apa kau tak mau membantunya?”

“ANDWAE!!!” kata Hoya sambil membelok ke kiri dengan begitu keras, hingga aku terbentur kaca jendela.

“MWOO!!! Okey!!! Aku juga tak mau membantumu. Turunkan aku disini!!! JEPPALLI!!!!!!!!!!! Aku tak mau membantu pria yang tak mau membantu kakaknya sendiri… pria seperti apa kau? STOP!! Turunkan aku disini!!” Hoya melihatku dengan tatapan sengitnya. Ia menghentikan mobilnya, tapi mengunci pintunya secara permanen.

“Subok… “ aku sangat terkejut ketika Hoya bukannya memarahiku, tapi ia hanya memanggilku dengan suaranya yang begitu berat. “Kau tahu… kakakku.. adalah wanita yang suka plinplan… saat ini ia suka dengan Joo Park. Besok ia suka dengan Sung Jae Jung. Besok lusa ia suka dengan Tae Bo. Kau tahu…? Aku rasa kau tidak tahu karena kalian hanya satu kali saja bertemu. Sedangkan Joo Park… ia akan setia dengan wanita yang ia cintai.. Leemi… tak akan bisa bersama Joo Park… kalau mereka bersama… akan ada salah satu yang merasa tersakiti… karena kakakku bukan orang yang setia seperti Joo Park. Dan usia mereka terpaut begitu jauh…dangsin algo su issseubnikka?” Aku hanya memandangi raut wajah Hoya yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya, ia sepertinya sedang menahan emosinya.

“Tapi… kalau mereka kita pertemukan… pasti ada sesuatu hal yang bisa membuat mereka saling mengerti, saling memahami, bahkan Leemi bisa belajar bagaimana kesetiaan, eoh.. dan Leemi bisa mengajari Joo Park bagaimana menjadi pria yang menyenangkan… dan bisa melupakan kekasihnya yang dulu… aigoo… aku lupa namanya…”

“Subok…kau tak tahu masalah cinta yang seperti ini… akan sulit bagi Joo Park untuk memulai sesuatu…”

“Hoya… kau lihat berapa kali dia mencoba menelponku? Hampir 40 kali… ia pasti mengharapkanku.. ia pasti kesepian saat ini… hmmm… kumohon… bantulah mereka berdua untuk bertemu… ancamanku tadi masih berlaku… kalau kau tak mau membantu Leemi, aku akan akhiri semua ini. Aku tak mau lagi mengenalmu, dan kita akhiri saja semua sandiwara yang kau buat” kataku. Kulihat di sorot mata Hoya ada binar-binar yang tak pernah kulihat sebelumnya.

“Subok… apakah kau menganggap ini hanya sandiwara?... aihss… kajja… aku akan membantu Leemi… padahal aku berharap ini bukan hanya sandiwara… haiss… forget my word” Hoya kembali menyetir, lalu melirik padaku.

Aku terpanah, oleh perubahan kepribadiannya, cepat sekali ia berubah, tadi marah padaku sekarang ia baik padaku. Aku tentu saja sudah bersiap-siap menerima marahnya.

***

Hoya menghentikan mobil di depan angel café, dimana semua pasangan kekasih pasti datang kesana untuk mengungkapkan rasa cintanya. Di dalam café aku bisa melihat banyak sekali orang dari berbagai perusahaan pers dan paparazzi juga sesaeng yang menunggu kami, mereka duduk dengan rapi, menunggu kami berdua.

Ketika aku masuk bersama Hoya, semuanya tersenyum menyapaku, kecuali sesaeng, sumpah demi apapun, aku sedikit takut pada mereka. Ada satu orang yang menunjukkan pisau tajam ke arahku, beberapa security langsung mengamankan wanita itu.

Hoya hanya menggenggam pundakku, dan sesekali menghalangi mataku agar tak melihat sesaeng.

“Silahkan duduk disini… terima kasih kalian berdua sudah datang ke acara yang kami selenggarakan… bisa kita mulai sekarang” kata salah seorang pria yang memakai rompi bertuliskan PD.

Silau blitz kamera membuat mataku sedikit sakit, dan kepalaku langsung pening, tapi ketika kulihat Hoya, matanya begitu bulat, seakan-akan ia siap menerima blitz yang begitu menyakitkan mata. Tak kusangka pria yang sekarang bersamaku begitu cinta dengan pekerjaannya. Ia tersenyum pada semua orang yang belum tentu menyukainya.

“Hoya… apakah kalian berdua bertemu di halte bis? Bisakah kau jelaskan pada kami semua hehehe?” Tanya seorang pria yang duduk persis di depanku, melihatnya tertawa ingin sekali aku memasukkan highheelsku ke mulutnya.

“Benar… kami bertemu pertama kali di halte… sekarang halte itu seperti halte cinta buat kami..” itulah jawaban Hoya. Huh… kalau ingat bagaimana pertama kali bertemu dengannya, ingin sekali aku memukulnya saat ini, aku masih ingat bagaimana sombongnya dia menandatangani blazer yang bukan milikku. Lalu membayarku seperti membayar seorang pengemis.

“Apakah kejadian itu saat anda masih menikah dengan Hyorin?” Tanya Seorang wanita yang sedari tadi menatapku dengan sinis.
“Apakah karena dia anda bercerai dengan istri anda?”

“Anni… aku bertemu dengannya… baru beberapa bulan ini… ia bekerja denganku.. sebagai sekertaris pribadiku… perilakunya membuatku jatuh cinta… benarkan ss.. Eunji..” Hoya mencium tanganku, membuat semua orang melupakan kesalahannya menyebut namaku.

“Hmmm… kapan kalian akan menikah? Ingin bulan madu kemana? Apakah Eunji memiliki silsilah keluarga yang penting di Korea?” mendengar pertanyaan itu aku tahu Hoya sudah mulai emosi, kerutan di wajahnya muncul sedikit.

“Hyak… apa kau eommaku? Hahahaha”

“HAHAHAHAHAHA……” semua orang pun ikut tertawa.

“Aku akan menikah dengannya seminggu lagi” aku langsung mencubit Hoya dengan cubitan yang super sakit, tapi ia bisa menahannya, seminggu lagi? Dia bilang 1 bulan lagi.

“Kami.. hehehe… kami akan berbulan madu ke Bali…” kata Hoya, ku kira ia tak membalasku, tapi pinggangku panas karena cubitan balasannya.

“Hmm okey… Eunji.. apakah kau bisa menjelaskan sosok Hoya pada kami?”

“wae?” gumamku, Hoya melihatku, ia berpura-pura membenarkan letak rambutku. “Ah… Hoya.. dia pria yang baik… setiap hari selalu saja ada kejutan darinya” benar kejutan berupa teriakan, lemparan ludah, bahkan aksi di luar kewajaran.

“Lalu…” wartawan itu masih saja memintaku untuk melanjutkan.

“Hoya… pria yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, walaupun terkadang ia tertawa… tapi aku tahu.. bagaimana perasaannya… Hoya adalah anak yang begitu sayang dengan kakak juga ibunya… itu yang membuatku jatuh cinta dengannya…” mendengar penjelasanku, Hoya berpaling lalu memberikan senyum padaku, itu berarti rangkaian kata-kataku sudah benar.

“Eunji… apakah anda tertarik dengan harta milik Hoya? Ia adalah anak dari seorang pengusaha. Dan penghasilannya sebagai artis tentunya banyak sekali… apakah kau tertarik dengan itu?”

“Mwo…. Apakah kalau kau menikah dengan seseorang kau tertarik dengan hartanya?” Hoya membalikkan pertanyaan pada wanita yang berprofesi sebagai wartawan salah satu televise paling terkenal di Korea.

“Anni…” wanita itu menjawab dengan suara tertahan.

“Ya….. tentu saja… Eunji… juga begitu… ia mau menikah denganku… karena kami saling mencintai..” lanjut Hoya. Hampir saja aku mati ketakutan, bagaimana kalau Hoya mengungkapkan semuanya tanpa control.

Akhirnya semua puas, dan sesaeng pun puas, mereka tahu inilah yang terbaik untuk idolanya. Aku sempat beberapa kali berkenalan dengan mereka. Tapi Hoya memberikanku jaket, lalu menyeretku keluar.

Ia memasukkanku ke mobil. Dan menyuruhku melambaikan tangan pada semua sesaeng yang menghimpit mobil Hoya. Aku bahagia, akhirnya bisa membantu Hoya kembali mendapatkan popularitasnya.

“YEAAAAAAAAAAAAAAH!!!!!!!!! HAHAHAHAHA~~~~~!!” Hoya berteriak di dalam mobil, ia seakan-akan bahagia dengan konfrensi pers tadi. Dengan cepat ia sudah mengacak rambutku, lalu membelokkan mobilnya menuju suatu tempat.

“Kau mau pizza? Subok?”

“MAU~~~~~~!!!” jawabku.

“Okey…. Aku akan membelikanmu PIZZA!! Dan kita makan bersama di rumah!!”

“YAY!!!!!!” aku tak tahu mengapa aku juga ikut bahagia, bukan karena sebuah pizza, tapi karena senyuman Hoya, membuatku ingin tersenyum dan merasakan kebahagiaannya.

Drrrrrrtt… Ring ring….. Drrrrrtt… Ring ring…..

Suara telp di mobil Hoya. Aku melihat ternyata Leemi yang menelpon. Hoya mengklik tombol loudspeak.

“Yoboseyo!! Hoya!!?? Kau sudah lihat di beberapa web? Hyorin menyebarkan rekaman pembicaraanmu dengan Subok. Kau pernah mengajaknya satu mobil dengan kalian?? Eoh???”

“Mwoo???”

“Coba dengarkan ini!!” Leemi memutarkan sebuah rekaman di web, aku bisa ingat, ternyata rekaman itu…

“SUNGYEOL!!!!!!!” kami berdua entah mengapa berteriak pada waktu yang sama. “Tapi aku sudah menghapusnya iya kan Subok??” Hoya menghentikan mobilnya, lalu fokus dengan rekaman itu.

“HYAK!!! Bagaimana?? Apa kalian tahu siapa yang membuat ini semua??” Tanya Leemi terdengar begitu khawatir.

“Humm… Eonnie. Anak tiri Hyorin yang melakukannya…” kataku.

“Okey…konfrensi pers kalian tadi, sama sekali tak ada artinya, sekarang semua orang fokus kepada kejelekan kalian, yang merencanakan semua ini… aku tahu Hyorin dibalik semua ini… Subok.. Hoya.. jadi… sekarang terserah kalian… kalau ada yang perlu kubantu… bilang saja. Aku akan membantu kalian” Hoya mematikan telponnya tanpa aba-aba.

“Kau masih menyimpan alamat Sungyeol??” Tanya Hoya padaku, wajahnya terlihat menakutkan.

“Yyye…” jawabku.

“Kita kesana sekarang… aku akan memberikan pelajaran padanya… awas kau SUNGYEOL!!!!!! HYAAAAAAAAK!!!! SEKKKIYAAAAAAAA!!!!!!!!”

To be continue

 
Layanan untuk Anda: x Cerita dari Kusuma | - | dari - | Lihat dalam Versi Seluler